INDOSPORT.COM - Stadion Gelora 10 November merupakan salah satu stadion legendaris yang berada di Surabaya dan terletak di Jalan Tambaksari. Sudah ada sejak era kolonial Belanda, serta dibangun pada 1907-1923, para eks pemain Persebaya pun mengungkapkan 'keangkeran' stadion tersebut.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sendiri sudah menetapkan stadion tersebut sebagai cagar budaya seperti yang tertuang dalam surat keputusan walikota nomor 188.45/251/402.104/1996.
Tak sekedar penuh dengan nilai sejarah, stadion ini pun pernah menjadi saksi kehebatan dua tim besar yakni Persebaya Surabaya yang kala itu masih perserikatan dan Niac Mitra yang berada di Galatama.
Eks Pemain Persebaya, Kurniawan Dwi Yulianto, mengungkapkan betapa angkernya Stdion 10 November bagi para lawan. Banyak faktor yang membuat Persebaya maupun NIAC begitu perkasa saat bertanding di Stadion Gelora 10 November.
"Auranya saat itu luar biasa sekali. Bisa dibilang sangat keramat sekali dan sangat menakutkan sekali bagi tim lawan bermain di sana," ujar Kurniawan kepada INDOSPORT.
Senada dengan Kurniawan, eks penggawa NIAC Mitra, Hanafing juga merasakan betapa menakutkan Stadion 10 November. Hanafing membela Niac Mitra lebih awal yakni pada 1981, tapi atmosfernya tetap sama.
"Saat saya main kandang di 10 November. Kami tidak bisa itu berangkat mepet dari waktu pertandingan, kalau bisa sebelum makan siang kami sudah di dalam stadion. Jadi makan siangnya di stadion, kalau tidak seperti itu sudah pasti kami tidak bisa lewat karena banyak suporter," kenang Hanafing saat dihubungi INDOSPORT.
Kenangan soal Stadion Gelora 10 November itu menjadi kisah manis yang akan selalu diingat para pemain yang pernah bermarkas di sana. Mereka pun sepakat merasa bangga bisa menjadi bagian dari tim asal Kota Pahlawan dan merasakan atmosfer laga di Stadion Gelora 10 November.
Sebagai informasi, saat ini stadion 10 November sudah tidak dipergunakan lagi untuk pertandingan besar seperti laga di kompetisi Liga 1 ataupun pertandingan internasional. Kondisi stadion yang tak memenuhi standar dan terletak di pemukiman padat penduduk menjadi alasannya.