INDOSPORT.COM - Berikut deretan rekam jejak kontroversial Pangeran Mohammed bin Salman Abdulaziz al-Saud yang sempat terseret kasus pembunuhan seorang jurnalis ternama Timur Tengah.
Kabar mengejutkan kembali datang dari dunia sepak bola Eropa, tepatnya Inggris. Salah satu saham klub Liga Inggris, Newcastle United, akan dibeli.
Sosok yang bakal mengakuisisi Newcastle United ialah konglomerat Arab Saudi, yakni Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Dikutip dari Daily Star, pemilik lama Newcastle United, Mike Ashley, menjual klub berjulukan The Magpies itu ke Pangeran Salman sebesar 300 juta pound (sekitar Rp5,9 triliun).
Sebelumnya, Pangeran Salman sempat mendekati Newcastle United pada awal 2018-19, tapi negosiasi berjalan alot dengan Mike Ahsley dan transaksi berujung kegagalan.
Sempat pula Pangeran Salman diberitakan ingin membeli Manchester United, namun keluarga Glazer selaku pemilik enggan melepas The Red Devils.
Kini, Pangeran Salman tengah menjajaki salah satu bisnis mutakhir industri abad 21 dengan terjun menjadi pemilih klub sepak bola di Inggris.
Dikutip dari sejumlah sumber, kekayaan Pangeran Salman saat ini mencapai 7 miliar pound (sekitar Rp136 triliun) dari beragam bisnis yang dijalankannya.
Kendati begitu, ternyata ada sederet jejak kontroversial yang dimiliki oleh Pangeran Salman semasa hidupnya ini. Seperti apa kisahnya?
Rangkap Jabatan
Pangeran Salman lahir pada 31 Agustus 1985 silam. Sejak kecil, dirinya sudah cukup bergelimang harta hingga bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Nama Mohammad bin Salman mulai melejit kala lulus dari Fakultas Hukum Universitas Raja Saud, Arab Saudi, 2009 silam. Lantaran karier politiknya membuntuti sang ayah.
Awalnya Mohammad bin Salman didapuk menjadi Penasihat Khusus bidang Intelijen Gubernur Riyadh pada 2009 silam usai ditunjuk langsung sang ayah yang masih menjadi Gubernur Riyadh kala itu.
Perjalanan Mohammad bin Salman pun melonjak drastis kala sang ayah, Raja Salman, naik tahta menggantikan masa bakti Raja Abdullah pada 2015 silam.
Mohammad bin Salman pun diangkat menjadi putra mahkota, lalu Menteri Pertahanan, dan dipercaya menjadi Wakil Perdana Menteri sejak 2017.
Longgarkan Hak Perempuan
Jejak yang kerap disebut-sebut sebagai kontroversial ialah ketika Pangeran Salman melonggarkan hak-hak perempuan di Arab Saudi seperti dikutip Sky News.
Hal ini dilakukan agar reformasi ekonomi dan sosial berjalan sesuai visi dan misi. Apalagi, sebelumnya Arab Saudi dikenal sebagai negara yang konservatif.
Kini, wajah Arab Saudi lebih moderat lantaran perempuan sudah bisa pergi ke luar rumah, mengemudi, hingga menonton pertandingan sepak bola.
Menculik Lawan Politik
Jejak kontroversial berikutnya memperihatkan kalau Pangeram Salman sempat diduga menculik sejumlah lawan politik yang dianggap bakal meruntuhkan kepemimpinan Raja Salman.
Dicatut dari The New York Times, sejumlah orang-orang kaya dan pesaing politik di Arab Saudi ditahan dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dilakukan dalam upaya memerangi korupsi.
Para tahanan itu juga dikabarkan mendapat penganiayaan. Tak jarang mereka dilarikan ke rumah sakit ataupun tenaga medis yang datang ke tempat tahanan.
Membunuh Jurnalis
Jejak penuh kontroversial terakhir mencatatkan kalau Pangeran Salman diduga membunuh seorang jurnalis senior Timur Tengah mendiang Jamal Khashoggi (59 tahun).
Khashoggi dikabarkan menghilang usai memasuki kantor konsultan Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Dia diduga dibunuh di tempat tersebut berdasarkan laporan Aljazeera.
Hilang secara misterius membuat sederet penyelidik dari Arab Saudi, Turki, serta PBB turun tangan dalam mengungkap kebenaran yang terjadi seperti
Atas apa yang diselidiki, dugaan pun mencuat kalau insiden tersebut tak lepas dari Pangeran Salman. Putra Mahkota dianggap sebagai dalang pembunuhan jurnalis senior yang kerap mengkritik kebijakannya.
Meski begitu pihak Pangeran Salman membantah tuduhan tersebut. Pada akhir Desember 2019, Pengadilan Arab Saudi menjatuhkan vonis kepada lima pembunuh Khashoggi tanpa mengungkap siapa yang membunuh sang jurnalis.