INDOSPORT.COM – Lima pemain Timnas Indonesia menjadi sorotan AFC baru-baru ini. Selain Bambang Pamungkas dan Firman Utina, AFC rupanya tidak memasukan satu pun nama kiper.
Seperti diketahui, Timnas Garuda pernah memenuhi syarat secara otomatis untuk tampil di Piala Dunia 1938 di Prancis. Namun, tim harus menunggu hampir enam dekade lamanya sampai mereka lolos ke turnamen bergengsi, yakni di Piala Asia AFC 1996 di Uni Emirat Arab.
Timnas Indonesia sempat terpuruk setelah pencapaian itu sebelum, kemudian muncul beberapa pemain berkelas dunia yang membawa Timnas Garuda kembali ke pentas dunia.
Keberadaan para pemain ini menjadi sorotan Federasi Sepak Bola Asia (AFC), karena penampilan mereka yang begitu legendaris. Mereka bermain apik sesuai dengan perannya masing-masing, baik itu di lini belakang, tengah maupun belakang.
Akan tetapi, AFC tidak menyebutkan satu pun kiper yang dianggap terbaik pada masanya. Padahal, dulu ada banyak kiper Indonesia yang patut diacungi jempol karena aksinya menyelamatkan gawang dari upaya gol lawan.
Sebut saja Hendro Kartiko, kiper terbaik yang pernah dimiliki Timnas Indonesia. Saking apiknya, Hendro Kartiko pernah dijuluki ‘Fabian Barthez dari Indonesia’. Julukan tersebut ia dapatkan tak lepas dari penampilan apiknya di Piala Asia 2000, di mana dia meraih gelar kiper terbaik.
Mencatatkan penampilan sebanyak 60 kali untuk Timnas Indonesia hingga ajang Piala AFF 2007. Dengan rekor penampilannya, membuat Hendro Kartiko pernah merasakan tiga final Piala AFF (2000, 2002, 2004) bersama Timnas Indonesia.
Kemudian ada juga Markus Horison , kiper berkepala plontos yang pernah dipercaya menjadi kiper utama Timnas Indonesia sejak ajang Piala Asia menghadapi Korea Selatan.
Markus Horison tercatat menjadi kiper utama Timnas Indonesia di dua edisi Piala AFF (2008 & 2010). Dari kedua edisi tersebut, prestasi terbaik Markus Horison adalah membawa Timnas Indonesia mencapai babak final Piala AFF 2010.
Ada juga Kurnia Meiga yang dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik sepanjang sejarah Piala AFF. Prestasi tersebut tak lepas dari penampilan gemilangnya bersama Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2016 yang lalu.
Selain ketiga nama kiper tersebut, gawang Timnas Indonesia juga pernah dihuni oleh sejumlah kiper terbaik lainnya, seperti Ronny Paslah, Maulwi Saelan, Hermansyah, Ponirin Meka, hingga Eddy Harto.
Kembali ke sorotan AFC terkait pemain terbaik di Timnas Indonesia, berikut ini lima mantan pemain timnas yang layak disebut legenda atas sumbangsihnya untuk tim sepak bola kebanggaan Tanah Air.
1. Bambang Pamungkas
AFC mengakui bahwa Bambang Pamungkas adalah seorang striker yang legendaris dan telah menjadi ikon Timnas Indonesia itu sendiri. Menyandang sebagai pencetak gol terbanyak, pria yang akrab disapa Bepe ini pernah jadi pembawa bendera Indonesia di Olimpiade 2012 di London.
Bersama Timnas Indonesia, Bepe pernah tampil di ajang Piala AFC 2000, 2004 dan 2007. Dia juga mencetak gol kemenangan melawan Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno di turnamen terakhir sebelum Indonesia gagal lolos kualifikasi perempatfinal Piala AFC 2007.
Di Piala AFF (Federasi Sepak Bola ASEAN), sementara itu, Bambang tiga kali terpilih sebagai pencetak gol terbanyak kedua. Kemudian pada tahun 2002, dia termasuk dalam top 10 pencetak gol terbanyak sepanjang kompetisi.
2. Ponaryo Astaman
Di mata AFC, Ponaryo juga menjadi pahlawan bagi Timnas Indonesia. Sosoknya merebut hati para pendukung Garuda kala mencetak gol penentu kemenangan pertama Indonesia di Piala AFC.
Setelah nihil kemenangan di ajang AFC edisi 1996 dan 2000, Ponaryo membantu Indonesia menang di laga pembuka Piala AFC 2004 melawan Qatar di China. Dia mencetak gol luar biasa dari jarak jauh uang membuat timnya unggul 2-1.
Pria asal Balikpapan ini membantu Timnas Indonesia meraih juara dua atau runner-up di Piala AFF 2000. Kompetisi ini menjadi momen terbaiknya sebelum berpisah dengan Timnas.
3. Kurniawan Dwi Yulianto
AFC menyebut Kurniawan Dwi Yulian sebagai pemain remaja nan menjanjikan karena bergabung di timnas senior berkat promosi dari timnas U-19. Kurniawan pernah berkompetisi di liga pemuda Italia yang membuatnya latas direkrut klub Serie A Italia, Sampdoria.
Kurniawan lantas pindah ke klub papan atas Swiss FC Luzern, di mana dia jadi orang Indonesia pertama yang bermain dan mencetak gol di Piala Intertoto UEFA.
Kurniawan membantu Timnas meraih juara runner-up dua kali di ajang Piala AFF. Dia juga tampil di Piala AFC 2000. Kurniawan mencetak lebih dari 30 gool untuk negaranya, di mana dia berhasil mencetak lebih dari satu gol setiap dua laga antara periode 1995 dan 2005.
4. Boaz Solossa
AFC melabeli Boaz Solossa sebagai pemain ikonik satu klub karena kesetiaannya pada satu klub Liga 1, yakni bersama Persipura Jayapura. Dia pun mengoleksi 200 gol bersama klub yang membuatnya jadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub.
Pria asal Papua itu membantu Timnas Garuda finish sebagai runner-up Piala AFF 2004 dan 2016. Sayangnya, dia terpaksa absen di Piala AFC 2007 karena cedera.
Di usianya yang menginjak 34 tahun, Boaz masih setia bermain bersama Persipura dan masih akan terus mencetak gol sebelum dirinya memutuskan gantung sepatu suatu hari nanti.
5. Firman Utina
Firman Utina, yang pernah dinobatkan sebagai Most Valuable Player di Piala AFF 2010 dijuluki AFC sebagai sang kolektor trofi berkat keberhasilannya mengoleksi gelar juara dengan empat klub berbeda sepanjang kariernya.
Klub yang pernah dibelanya dan meraih gelar bersama Firman yakni Sriwijaya, Persib Bandung, Bhayangkara dan Timnas Indonesia.
Firman Utina jadi bagian dari Timnas Indoesia di ajang Piala AFC 2007. Dia juga membantu Timnas Garuda meraih gelar runner-up di Piala AFF 2010. Kompetisi ini tak pernah dilupakan oleh Firman karena saat itu dia mencetak gol bersejarah yang membuatnya dinobarkan sebagai MVP turnamen.
Di usianya yang menginjak 38 tahun, Firman kini masih berstatus sebagai gelandang klub asal Kalimantan, Kalteng Putra.