INDOSPORT.COM - Klub Liga 2 2020, PSMS Medan, kini terus bertambah tua. Sebab tim dengan segudang sejarah di kancah persepak bolaan Indonesia ini merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-70 sejak berdiri pada 21 April 1950 silam.
Namun, tahukah Anda bagaimana tim memiliki julukan Ayam Kinantan dan The Killer ini bagaimana bisa terbentuk dan berdiri hingga saat ini menjadi salah satu tim dengan nama besar di sepak bola Indonesia.
Berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT coba rangkum sejarah singkat dari awal PSMS berdiri sampai berusia 70 tahun ini.
1. Diinisiasi oleh 6 tim amatir
Sebelum terbentuk, 6 tim amatir yang ada di Medan sepakat mendirikan perserikatan bernama PSMS Medan. Keenam klub lokal Medan itu yakni Sahata, PO Polisi, Al Wathan, Indian Football Team, Deli Mij dan Medan Sport.
Dari keenam tim itu, terdapat enam orang tokoh di balik berdirinya PSMS Medan. Salah satu tokohnya adalah tokoh pers nasional, Adinegoro.
"Adinegoro mewakili Al Wathan, dr. Pringadi (Deli Mij), T.M Harris (Medan Sport), Sulaiman Siregar (PO Polisi), Tedja Singh (Indian Football Team) dan Madja Purba (Sahata)," kata pengamat dan pemerhati PSMS, Indra Efendi Rangkuti, kepada INDOSPORT.
2. Arti lambang PSMS
Lambang PSMS terdiri dari 6 daun tembakau dengan bagian atasnya putih tembakau. Jumlah 6 helai daun tersebut mewakili 6 klub pendiri PSMS.
Kemudian lambang PSMS memiliki dasar putih dengan gambar dan tulisan hijau. Dasar Putih berarti suci yang dalam arti luas berarti sportif. Sedangkan warna hijau memiliki arti perkebunan, di mana disekitar Kota Medan terdapat banyak perkebunan tembakau.
"Warna hijau yang sewarna dengan daun tembakau itu tetap dipertahankan PSMS sebagai warna kostum utama. Warna hijau kostum PSMS juga bisa diartikan sebagai kesejukan, kesegaran dan ketenangan," lanjut Indra.
3. Ketua Umum Pertama PSMS
Pada waktu berdiri disepakati Madja Purba yang berasal dari klub Sahata terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) pertama PSMS Medan.
"PSMS berdiri ditandai dengan laga persahabatan dengan tim sepak bola Militer Belanda di Medan pada April 1950, sekaligus perpisahan pasukan Belanda yang akan pulang ke negerinya," sebut Indra.
4. Gedung Pertama PSMS
Sebelum PSMS memakai komplek Stadion Kebun Bunga sebagai kantor sekertariat, ternyata PSMS memiliki gedung sendiri pada 1955 silam yang terletak di Jalan Veteran, Medan.
"PSMS dulu memiliki gedung di Jalan Veteran, sebelum pindah ke Kebun Bunga. Kala itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wali Kota Medan saat itu, Muda Siregar, pada 23 Februari 1955. Foto ini saya dapatkan dari senior saya Emir Rizal," ungkapnya.
Kala itu, lanjut Indra, gedung PSMS merupakan sumbangsih dari 23 pemain PSMS era 1950-an, seperti kakak beradik Ramli dan Ramlan Yatim, Cornel Siahaan, Jusuf Siregar dan lainnya.
"Kebun Bunga baru dipakai oleh PSMS pada 1972 yang merupakan sumbangsih dari Wali Kota Medan saat itu, Sjoerkani, sebagai hadiah karena PSMS berhasil menjadi juara tiga kali berturut turut Kejurnas PSSI (1967, 1969 dan 1971).
5. Gelar Juara
Sebagaimana diketahui, PSMS Medan memiliki prestasi saat di era-era Perserikatan, dengan 6 kali juara yakni 1967, 1969, 1971, 1975 (juara bersama dengan Persija Jakarta), 1983 dan 1985.
Namun, di era kompetisi profesional, yakni Liga Indonesia, yang pertama kali bergulir pada musim 1994/95 sampai saat ini, PSMS sama sekali belum pernah menjadi juara.
Prestasi terbaik mereka hanya pernah menjadi runner-up Liga Indonesia pada edisi 2007/08. Kala itu Ayam Kinantan takluk atas tim yang baru berdiri seumur jagung, Sriwijaya FC di partai final.