INDOSPORT.COM - Dua tahun lalu, tepatnya pada 21 April 2018, menjadi sebuah laga bersejarah nan menegangkan bagi PSM Makassar. Bagaimana tidak, drama tujuh gol membuat sesisi Stadion Mattoangin harus menahan napas hingga menit akhir.
PSM melakoni pekan kelima Liga 1 2018 dengan menjamu PS Tira (kini Persikabo 1973) di Stadion Andi Mattalatta (Mattoangin), Makassar. Pasukan Ramang menatap laga dengan serba pesimistis menyusul dua kekalahan beruntun pada laga sebelumnya.
Termasuk kekalahan mengejutkan di kandang sendiri dengan skor 2-3 atas Persela Lamongan pada pekan ketiga. Padahal, PSM mampu menyapu bersih dua laga awal dengan kemenangan, salah satunya di Stadion Marora, Serui, yang sangat sulit ditaklukkan.
Babak Pertama: Kejar-Kejaran Gol, Rakic Jadi Momok
Pelatih Robert Alberts memasang formasi 4-4-2, minus Willjan Pluim yang sedang berduka di Belanda akibat ayahnya meninggal dunia. Duet Ferdinand Sinaga-Guy Junior menjadi tumpuan dengan ditopang Zulham Zamrun dan Arsyad Yusgiantoro di sisi sayap.
Sedangkan PS Tira yang dilatih pelatih lokal, Rudi Eka Priyambada, mengusung formasi 4-3-3. Ujung tombak dipercayakan kepada penyerang asing debutan, Aleksandar Rakic, yang ditopang kreativitas Gustavo Lopez dari second line.
Menit ke-14, seisi Mattoangin bersorak kala heading Ferdinand menyambut crossing Reva Adi Utama berbuah gol, skor 1-0 untuk PSM. Namun, PS Tira membalas empat menit kemudian melalui sundulan Rakic memanfaatkan umpan Mariano Barriex.
PSM kembali unggul 2-1 pada menit ke-22 berkat sepakan keras Rizky Pellu yang menyambar bola liar di dalam kotak penalti. Namun sekali lagi, PS Tira menyamakan skor pada menit ke-26 melalui aksi individual Rakic yang dituntaskan dengan sepakan keras kaki kiri.
Guy Junior membawa PSM unggul 3-2 pada menit ke-36 setelah memenangi perebutan bola di dalam kotak penalti untuk menyambut crossing Asryad. Berdiri tak terkawal, sepakan kaki kananannya tak mampu dibendung oleh kiper PS Tira, Teguh Amiruddin.
Satu menit jelang turun minum, papan skor berubah lagi menjadi 3-3 karena ulah Rakic. Penyerang asal Serbia itu mampu melompat lebih tinggi untuk meneruskan corner kick, Gustavo Lopez. Bola hasil sundulannya tak kuasa dihalau kiper PSM, Shahar Ginanjar.
Hujan gol pada babak pertama membuat seisi Mattoangin diselimuti trauma akan terjadinya deja vu kala takluk dari Persela pada laga kandang sebelumnya. Skenarionya nyaris sama, PSM kebobolan tiga gol pada 45 menit pertama dari tamunya.
Babak Kedua: Berat Sebelah
Jalannya babak kedua sangat jauh berbeda dengan babak pertama. Laga menjadi berat sebelah setelah PSM merubah strategi dengan lebih berani melakukan serangan dan pressing tinggi untuk mempersempit area permainan PS Tira.
Benar saja, PS Tira hanya mampu sesekali melancarkan serangan balik namun tak seefektif babak pertama. Alhasil, Rakic sangat jarang menyentuh bola ditambah lebih banyak membantu pertahanan di sepanjang babak kedua.
Setelah melakukan serangan yang bertubi-tubi, gol yang ditunggu seisi Mattoangin baru tercipta pada menit ke-85. Diawal trough pass Marc Klok kepada Ferdinand, bola dihalau oleh kiper Teguh Amiruddin yang justru menghasilkan kemelut di dalam kotak penalti.
Bola liar jatuh tepat dihadapan Rasyid Bakri yang tanpa berpikir panjang melepaskan crossing rendah kepada Abdul Rahman yang berdiri bebas di tiang jauh. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan emas, eks Bali United itu pun mengukir namanya di papan skor.
Gol tersebut sempat diprotes oleh kubu PS Tira yang menilai terjadi sebuah pelanggaran dalam prosesnya. Namun wasit tak bergeming sehingga skor tetap berubah menjadi 4-3 untuk keunggulan PSM yang bertahan hingga akhir laga.