INDOSPORT.COM - Genap berusia 70 tahun, mari intip kembali kisah klub PSMS Medan yang berhasil tampil gemilang dan menembus babak semifinal Liga Champions Asia.
Tepat pada hari ini, 70 tahun silam sebuah klub yang sampai sekarang mampu menjadi kebanggaan warga Sumatera Utara telah lahir bahkan mungkin satu-satunya tim asal Medan yang bisa terus eksis di kompetisi Tanah Air.
Dalam sejarah, sejatinya ada dua klub asal Sumatera Utara yang pernah terbentuk pada tahun 1930 silam, mereka adalah Oost Sumatra Voetbal Bond alias OSVB dan juga Rumah Susun Football Club (RSFC).
Hingga akhirnya di tahun 1950, kedua klub besar ini bersepakat untuk bersatu dan menghasilkan nama PSMS Medan sebagai perwakilan wilayah Sumatera Utara dalam kancah sepak bola nasional.
Sepanjang keikutsertaan di Liga Indonesia, skuad berjuluk Ayam Kinantan tersebut pernah menjadi salah satu tim yang cukup sering meraih gelar juara Piala Perserikatan dengan torehan lima trofi plus empat kali runner up.
Tidak cuma level nasional, PSMS Medan juga pernah menorehkan tinta emas di kancah internasional tepatnya saat mereka tampil di ajang Liga Champions Asia.
PSMS Medan yang menjadi kampiun Perserikatan 1969, berkesempatan tampil dalam ajang Asian Club Championship 1970 yang notabene cikal bakal LCA.
PSMS yang kala itu bermaterikan para pemain-pemain lokal legendaris seperti Ronny Paslah, Ipong Silalahi, dan Tumpak Sihite harus memulai langkah dari babak fase grup.
Tergabung dalam Grup B, PSMS Medan berhadapan dengan beberapa tim besar Asia seperti Hapoel Tel Aviv (Israel), West Bengal (India), hingga Royal Thai Air Force FC (Thailand).
Pada saat itu, format kejuaraan masih menggunakan home tournament sehingga seluruh pertandingan kala itu digelar di Teheran, Iran, selaku tuan rumah.
Menariknya, PSMS mampu finis sebagai runner-up Grup B setelah mengalahkan West Bengal dengan skor 1-0, serta menang telak 4-0 atas Royal Thai Air Force FC.
Meski pada partai terakhir kalah 1-3 dari Hapoel Tel Aviv, namun PSMS m\Medan tetap berhak melangkah ke babak semifinal. Sayang, perjalanan mereka terhenti disini akibat keok 0-2 dari tuan rumah Taj Tehran. Begitu pula perebutan tempat ketiga di mana PSMS takluk dari Homenetmen (Lebanon).
Meski gagal meraih gelar juara, namun prestasi yang didapatkan PSMS Medan kala itu telah menjad bukti betapa legendarisnya kekuatan Ayam Kinantan dengan berhasil lolos ke babak semifinal Liga Champions Asia.