INDOSPORT.COM - Penggemar sepak bola Pantura, terutama Jawa Tengah sangat familiar dengan penyerang bernama Agus Santiko. Meski dengan postur tak cukup tinggi, Agus Santiko selalu menjadi andalan sektor depan klub yang dibelanya.
Agus Santiko sangat identik dengan Persiku. Dia membela Persiku dari musim 2005 hingga pensiun tahun 2014. Namun sebelum itu, Agus Santiko sudah membela klub-klub papan atas Tanah Air.
Agus Santiko pernah membela PSBL Bandar Lampung pada Liga Indonesia 1997/1998. Kala itu, Agus Santiko berduet dengan penyerang asal Liberia, Stephen Weah.
Masa jaya Semen Padang dilewati bersama Agus Santiko. Pada musim 2002, Semen Padang sukses menembus babak semifinal. Satu gol Agus Santiko turut mengantarkan Semen Padang menang 3-0 atas Persija Jakarta pada babak 8 besar.
Setelah itu, Agus Santiko kembali reuni dengan Stephen Weah di Persekaba Badung musim 2003/2004. 13 gol dicetak Agus Santiko pada Divisi Satu 2004.
Pada musim itu, Agus Santiko mencatatkan sejarah dengan mencetak lima gol dalam kemenangan Persekaba atas Persiraja Banda Aceh 7-0. Setelah berseragam Persekaba, Agus Santiko pun mulai mengabdi pada Persiku.
Musim perdananya, Agus Santiko mencetak 13 gol di Divisi Dua 2005. Dia kembali merasakan kemenangan 7-0. Kali ini atas PSN Ngada. Bedanya, Agus Santiko hanya mencetak dua gol.
Agus Santiko mengantarkan Persiku menjadi juara sekaligus promosi ke Divisi Satu 2006. Inilah momen Persiku lepas dari kasta ketiga.
Setelah sepuluh tahun jadi andalan, pada musim 2014, Agus Santiko pun mengakhiri petualangan sebagai pesepak bola. Apa kabar Agus Santiko sekarang? Kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Agus Santiko pun berbagi cerita setelah gantung sepatu.
"Setelah pensiun, saya fokus kerja di PDAM Kudus, sekaligus menjadi seorang pelatih. Sebelumnya, saya sudah pegang tim junior Persiku, juga menjadi asisten pelatih tim senior Persiku," ucap Agus Santiko.
Masuk dalam tim kepelatihan memberi pengalaman berbeda. Ketika menjadi pemain, dia mendapatkan ilmu dari pelatih. Kini, Agus Santiko harus berbagi ilmu dengan anak didiknya.
"Saya bagi pengalaman, bagi ilmu, tentang bagaimana sebagai penyerang, bagaimana mencetak gol. Sebagai asisten pelatih, saya pun juga mendapat ilmu dari pelatih kepala," tuturnya.
Agus Santiko belum punya rencana untuk melancong lagi dengan status sebagai pelatih. Saat ini, Agus Santiko pilih fokus dengan pekerjaan di PDAM Kudus. Nostalgia rumput hijau bisa dilakukan saat PDAM se-Indonesia mengadakan kejuaraan olahraga.
"Kalau PDAM ada kejuaraan, ketemu juga sama mas Agung Setyabudi yang sekarang di PDAM Solo," jelasnya.
Agus Santiko berharap sepak bola Kudus kembali berjaya lagi di pentas tertinggi sepak bola nasional. Musim ini, Persiku memiliki Hartono Ruslan sebagai pelatih kepala.