INDOSPORT.COM - Persmin Minahasa merupakan satu dari tiga klub profesional asal Sulawesi Utara yang pernah mewarnai kancah sepak bola nasional. Berikut perjalanan Manguni Makasiouw sang juara tiga Divisi Utama Liga Indonesia (Ligina) 2006.
Persmin didirkan pada tahun 1963 silam dan bermarkas di Stadion Maesa Tondano, Kabupaten Minahasa. Klub ini juga mengusung logo daerah asalnya, yakni seekor burung manguni atau burung hantu yang sangat dikagumi masyarakat Minahasa.
Sama seperti dua saudaranya, Persma Manado dan Persibom Bolaang Mongondow, Persmin juga sempat merasakan mati suri akibat masalah finansial. Kini, Manguni Makaisouw telah terlahir kembali dan mulai berjuang dari kasta terbawah, yakni Liga 3.
Berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT mengulik kembali perjalanan Persmi Minahasa sang juara tiga Divisi Utama Ligina 2006 di kancah sepak bola nasional.
Enam Musim Berjuang di Divisi I
Divisi I 1998/99 atau setara Liga 2 kini menjadi partisipasi awal Persmin di ajang sepak bola nasional. Namun, Manguni Makasiouw kandas di Babak 8 Besar setelah hanya menjadi juru kunci (peringkat keempat) Grup A walau sebelumnya menjuarai Grup IV pada fase awal.
Semusim berselang, Persmin kembali gagal menembus Divisi Utama yang menjadi kasta tertinggi sepak bola nasional. Mereka hanya menjadi peringkat ketiga Grup Timur Divisi I 1999/00 sehingga tak dapat melaju ke fase selanjutnya, yakni Babak 8 Besar.
Alih-alih menjadikan dua edisi sebelumnya menjadi pengalaman, Persmin justru mengulang skenario pada musim 1998/99. Manguni Makasiouw berhasil menjuarai Grup Timur namun kembali menjadi juru kunci (peringkat keempat) Babak 8 Besar di Grup B.
Pada dua musim Divisi I selanjutnya, Persmin belum mampu meraih tiket promosi. Bahkan menembus Babak 8 Besar pun tak mampu setelah hanya menjadi peringkat ketiga Grup 1 pada musim 2002 dan peringkat kelima Grup D semusim kemudian.
Barulah pada Divisi I 2004 Persmin akhirnya meraih tiket promosi ke kasta tertinggi. Walau hanya menempati peringkat kelima Wilahah Timur, mereka berhak naik kasta setelah PSSI memutuskan untuk menambah kontestan Divisi Utama menjadi 28 klub.
Nyaris Juara Divisi Utama
Diajang Divisi Utama 2005, Persmin tergabung ke Wilayah Timur bersama sejumlah klub papan atas seperti PSM Makassar dan Persipura Jayapura. Pada musim tersebut, Manguni Makasiouw finish di peringkat ketujuh dari 14 kontestan degan raihan 34 poin.
Semusim berselang, Persmin menggebrak peta kekuatan di Divisi Utama khususnya di Wilayah Timur. Tak banyak yang memprediksi kalau klub kuning asal Sulut ini mampu menjadi juara grup, mengungguli PSM dan Persik Kediri yang sangat subur kala itu.
Persmin melaju ke Babak 8 Besar dengan status juara Wilayah Timur Divisi Utama Ligina 2006 dengan koleksi 50 poin. Manguni Makasiouw unggul tiga poin atas Persik berkat meraih 16 kemenangan, dua kali seri, dan delapan kali menelan kekalahan.
Berlanjut ke Babak 8 Besar Divisi Utama Ligina 2006, Persmin tergabung ke Grup B bersama Persija Jakarta dan Persekabpas Pasuruan sebagai perwakilan dari Wilayah Barat. Plus PSM yang menemani dengan status sebagai peringkat ketiga Wilayah Timur.
Pada Babak 8 Besar, Persmin sejatinya tak pernah meraih kemenangan namun juga tak menelan kekalahan. Hanya dengan raihan tiga hasil imbang, mereka berhasil lolos ke semifinal dengan status runner up Grup B untuk mendampingi Persekabpas.
Sayang, Persmin harus takluk dengan skor 1-3 atas Persik di laga semifinal yang dilangsungkan di Stadion Manahan, Solo. Walau tak menembus laga final, Manguni Makasoiuw berhak menyabet status sebagai juara ketiga Divisi Utama Ligina 2006 bersama Persekabpas.
Pada musim berikutnya, Persmin tak mampu lagi mengulangi prestasi gemilang musim lalu. Di ajang Divisi Utama 2007, Manguni Makasiouw hanya mampu mengakhiri musim di peringkat kedelapan dari 18 klub di Wilayah Timur dengan koleksi 53 poin.
Walau gagal ke Babak 8 Besar lagi, finish di peringkat kedelapan sudah cukup untuk meloloskan Persmin ke ajang Liga Super Indonesia (LSI) 2008/09. Sayang, mereka tak lolos verifikasi sebab kekurangan pada beberapa aspek terutama finansial dan infrastruktur.
Setelah dinyatakan tak berhak berpartisipasi di ajang LSI 2008/09 akibat tak lolos verfikasi, awan mendung menyelimuti Persmin. Klub kebanggaan masyarakat Kabupaten Minahasa ini pun dinyatakan bangkrut dan kemudian mati suri dalam kurun waktu yang sangat lama.
Persmin Minahasa Kini
Setelah absen beberapa tahun di kancah sepak bola nasional, Persmin lalu terbangun dari tidurnya. Sejak musim 2017 lalu, Manguni Makasiouw telah berpartisipasi di kasta terbawah, yakni Liga 3 Zona Sulut.
Prestasi Persmin pun tak boleh dipandang sebelah mata sebab mampu menjadi juara Liga 3 Zona Sulut pada edisi 2018. Sedangkan pada edisi terakhir musim lalu, Manguni Makasiouw harus puas menjadi runner up setelah takluk 0-1 atas Persma Manado 1960 di laga final.
Perjalanan Persmin Minahasa di Kancah Sepak bola Nasional:
1998/99: Babak 8 Besar Divisi I.
1999/00: Peringkat 3 Grup Timur Divisi I.
2001: Babak 8 Besar Divisi I.
2002: Peringkat 3 Grup 1 Divisi I.
2003: Peringkat 5 Grup D Divisi I.
2004: Peringkat 5 Wilayah Timur Divisi I (Promosi ke Divisi Utama).
2005: Peringkat 7 Wilayah Timur Divisi Utama.
2006: Semifinalis/Juara 3 Divisi Utama (Juara Wilayah Timur).
2007: Peringkat 8 Wilayah Timur Divisi Utama.
2017: Fase Pertama Liga 3 Zona Sulut.
2018: Juara Liga 3 Zona Sulut.
2019: Runner up Liga 3 Zona Sulut.