INDOSPORT.COM - Salah satu pundit sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni menyoroti sikap ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan dan wakilnya, Cucu Somantri yang belakangan dinilai tidak seharmonis di awal masa kampanye. Kedua pemimpin federasi itu diharapkan segera bertemu dan berbicara empat mata guna membangun sepak bola yang lebih baik.
Iwan Bule (sapaan Iriawan) dan Cucu terlihat berbeda pendapat, setelah masing-masing berkutat dengan pekerjaanya. Ibul di PSSI, sedangkan Cucu lebih banyak menghabiskan waktu sebagai direktur umum PT Liga Indonesia Baru yang merupakan operator kompetisi sepak bola nasional.
"Akhir-akhir ini saya merasakan keprihatinan yang mendalam terhadap PSSI. Dua pucuk pimpinan PSSI seperti saling bersilang jalan dan pemikiran dalam sejumlah isu krusial," kata Kusnaeni.
"Sebelum terlalu jauh, ini baiknya segera diakhiri. Diselesaikan. Agar tidak ada "penumpang gelap" yang masuk membawa kepentingannya sendiri dan menodai kekhusyukan bulan Ramadan".
"Caranya sederhana saja: tabayyun. Ini tradisi dan cara kaum muslim untuk menyelesaikan masalah".
"Pak Iwan Bule dan Pak Cucu sebaiknya bertemu. Segera dan hanya berdua. Bertemu lagi dengan senyum, tawa, dan semangat yang sama saat kampanye untuk KLB PSSI, beberapa bulan lalu," imbuhnya.
Belakangan, ada isu tidak sedap yang menghampiri kedua sosok tersebut. Ada dugaan nepotisme lantaran Iwan Bule punya adik ipar, Maaike Ira Puspita, yang menjabat sebagai wakil sekjen PSSI.
Sementara, Cucu yang juga menjabat sebagai direktur utama di PT Liga Indonesia Baru (LIB), disebut-sebut memberikan jabatan general manajer ke anaknya, yakni Pradana Aditya Wicaksana.
"Saya menaruh harapan besar kepada mereka untuk kembali bergandengan tangan. Karena kita butuh kepemimpinan yang solid itu di tengah situasi sulit akibat pandemi ini," ujar Kusnaeni.
"Lebih dari itu, soliditas PSSI itu prasyarat mutlak untuk tantangan yang lebih besar: Piala Dunia U-20. Ini pertaruhan harga diri bangsa dan PSSI adalah ujung tombaknya".
"Saya berharap para pimpinan PSSI mendengar suara hati publik sepak bola Indonesia. Mumpung masih dalam suasana HUT PSSI, mari kita kembali ke spirit utama kita bahwa PSSI ini adalat "alat perjuangan bangsa".
"Lupakan ego dan kepentingan individu maupun kelompok. Kita harus kembali melangkah bersama membangun PSSI, membuat Indonesia bangga," tutup Bung Kus.