INDOSPORT.COM - Indonesia memiliki lima wasit berlisensi FIFA yang masih aktif bekerja. Salah satunya adalah wasit asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Dwi Purba Adi Wicaksana.
Dengan label itu, tentu saja sudah banyak pertandingan yang dia pimpin. Tak hanya kancah nasional seperti Liga 1, namun juga banyak laga dan event internasional, terutama tingkat Asia Tenggara yang dia pimpin.
Wasit berusia 31 tahun itu menceritakan sedikit pengalaman dan perbedaan dalam memimpin pertandingan Liga Indonesia dan internasional. Terutama rasa hormat para pemain, pelatih dan offisial kepada perangkat pertandingan.
"Perbedaan mencolok sepak bola kita dan internasional adalah respect besar dari pemain dan offisial. Tidak banyak protes keras dan mereka benar-benar bermain secara profesional," ungkap Purba kepada INDOSPORT, Minggu (07/05/20).
Purba tak menampik, sebagai manusia, wasit berlabel FIFA pun juga bisa melakukan kesalahan saat memimpin pertandingan. Namun, para pengadil tetap bekerja maksimal untuk meminimalisasikan kesalahan yang ada di lapangan.
"Keberadaan VAR memang sangat membantu. Misal kita bisa tinjau ulang soal ada pelanggaran sampai penalti atau tidak. Sekalipun wasit nasional dan FIFA pasti punya kesalahan, karena namanya manusia tidak ada yang sempurna," ujar dia.
Selain pemain dan offisial, wasit berusia 31 tahun itu juga menyoroti attitude suporter terlalu fanatis yang kadang berdampak negatif. Seperti kurang menghargai atas hasil yang terjadi di lapangan, terutama jika tim kesayangannya mengalami kekalahan.
"Ketika timnya kalah, kadang yang disalahkan wasit tanpa melihat dan menghargai proses selama 90 menit. Saya rasa hal-hal seperti itu perlu diminimalisasikan dan bersama-sama membangun perkembangan sepak bola Indonesia," kata Purba.