INDOSPORT. COM - Gelandang Muslim yang dulu berhasil membawa Leicester City juara Liga Inggris, kini harus menjalani nasib nahas di Turki.
Nama gelandang Muslim yang dimaksudkan tersebut ialah Gokhan Inler. Sosoknya pada musim 2015/16 memang termasuk ke dalam skuat Leicester City yang menjuarai Liga Inggris.
Peran Inler kala itu sejatinya tidak terlalu signifikan bagi Leicester City. Bagaimana tidak, sepanjang Liga Inggris 2015/16, Inler cuma main lima kali, sisanya lebih banyak duduk di bangku cadangan.
Meski jarang bertanding, Inler tetap berhak atas prestasi juara Liga Inggris Leicester City 2015/16. Capaian yang sungguh manis dan rasanya sulit untuk diulangi kembali.
Inler sendiri diketahui sebagai pemain yang memeluk agama Islam. Situs The Daily Star pada 2009 silam pernah membahas Inler sebagai Muslim dan aktivitasnya selama bulan suci Ramadan.
"Gelandang Udinese asal Swiss, Gokhan Inler, seorang Muslim keturunan Turki yang memilih tidak berpuasa di bulan ini," tulis situs The Daily Star.
Apa kabar karier Inler kini? Apakah Inler bisa meraih prestasi manis kembali seperti yang ditorehkan bersama Leicester dulu?
Selepas juara bersama Leicester, Inler memutuskan pulang ke tanah leluhurya, Turki. Inler sejak 2016 sampai 2017, lebih dulu bermain untuk raksasa Turki, Besiktas.
Inler jarang mendapat kesempatan bertanding dari Besiktas di Liga Turki, karena cuma mencatatkan 14 penampilan saja. Meski begitu, Inler tetap berhak atas gelar juara Liga Turki musim 2016/17 yang diraih Besiktas.
Musim 2017/18, Inler pindah ke klub Liga Turki lainnya, Basaksehir, dan terus bertahan sampai sekarang. Musim pertama memperkuat Basaksehir, Inler mendapat kepercayaan lebih lewat catatan 22 penampilan.
Akan tetapi, pada musim kedua, menit bermain Inler mulai merosot. Inler cuma 12 kali bermain untuk Basaksehir di Liga Turki 2018/19.
Lebih parah lagi pada musim 2019/20, peran Inler kian terpinggirkan lagi. Inler cuma diberi enam kali kesempatan main oleh Basaksehir di Liga Turki.
Inler yang dulu sempat juara di Leicester, kini kembali dihadapkan masalah yang sama, yakni menit bermain. Apakah Inler yang sudah menginjak usia 35 tahun bisa mengembalikan performa terbaiknya?