INDOSPORT.COM - Keputusan pelatih tak sepenuhnya benar. Itulah fakta yang menyertai keberhasilan Brasil menjuarai Piala Dunia 1994. Romario sempat diacuhkan. Namun Romario pula yang akhirnya jadi bintang tim Samba.
Pelatih itu bernama Carlos Alberto Parreira. Dia tak memanggil Romario, dari babak kualifikasi lantaran kesal dengan ucapannya. Perkataan Romario membuat kesal Parreira usai Brasil melawan Jerman pada akhir tahun 1992.
Dalam laga itu, Romario dicadangkan. Padahal dia datang dengan prestasi mengkilap bersama PSV Eindhoven. Romario pun mengatakan, jika tahu akan dicadangkan, dirinya tak akan terbang dari Belanda.
Parreira tak memanggil Romario dari tahun 1992. Namun, partai kualifikasi Piala Dunia, melawan Uruguay menjadi momentum. Parreira akhirnya memanggil Romario lantaran Brasil butuh menang.
Keputusan ini turut datang setelah desakan hebat dari publik Brasil. Romario dipercaya akan jadi kunci. Prediksi pengamat, jurnalis dan suporter pun benar. Brasil menang 2-0 lewat dwigol Romario.
Brasil pun kemudian melenggang ke Amerika Serikat. Mereka sukses menjadi juara grup A dengan koleksi tujuh poin. Brasil mengungguli Swedia, Rusia dan Kamerun.
Brasil melewati Amerika Serikat pada babak 16 besar, berkat satu gol Bebeto. Pada fase berikutnya, Brasil menyingkirkan Belanda dengan skor 3-2. Tiga gol dicetak Bebeto, Romario dan Branco.
Romario jadi pahlawan ketika Brasil sukses tembus final. Gol Romario membawa Brasil mengalahkan Swedia 1-0. Italia kemudian jadi penantang Brasil di Rose Bowl, Pasadena.
Brasil menang adu penalti dengan skor 3-2, setelah waktu normal berakhir 0-0. Tiga gol dicetak Romario, Bebeto dan Branco. Brasil kemudian melengkapi gelar dengan Romario dinobatkan sebagai pemain terbaik. Romario juga menjadi top skor tim dengan lima gol.
Gelar ini memberi kesan luar biasa bagi seluruh masyarakat Brasil. 24 tahun Brasil harus puasa gelar Piala Dunia. Salah satu yang berkesan adalah pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco.
Teco begitu mengagumi sosok Romario. Dia termasuk satu dari sekian banyak warga Brasil yang dulu menginginkan Parreira memanggil Romario.
"Waktu itu Romario pemain paling penting di dalam tim. Waktu masuk di pertandingan terakhir kualifikasi, dia cetak dua gol. Langsung ada perubahan di dalam Timnas," ucap Teco.
Teco belum melupakan dan tak akan pernah melupakan gelar itu serta sosok Romario. Saking kagumnya Teco pada sosok ini, bahkan putra pertamanya diberi nama Romario.