INDOSPORT.COM - Tim Mutiara Hitam Persipura Jayapura mulai ikut serta di kompetisi sepak bola kasta tertinggi Indonesia sejak Liga Indonesia (Ligina) I tahun 1994/1995 pasca promosi dari divisi satu perserikatan.
Selama keikutsertaan mereka di kompetisi sepak bola profesional Indonesia itu, tim klub legendaris asal ibu kota Papua ini banyak menorehkan catatan menarik.
Salah satunya yakni torehan pundi-pundi gol yang dilesakkan oleh tim Mutiara Hitam sejak Ligina I hingga kompetisi era modern, Liga 1 2019.
Persipura tak hanya dikenal sebagai tim peraih juara, tapi juga menjadi salah satu tim di Indonesia yang mendulang banyak gol dalam 24 kali perhelatan kompetisi Liga Indonesia (plus ISC 2016).
Statistik mencatat, total jumlah gol yang sudah dilesakkan oleh Persipura sejak Ligina I hingga kompetisi Liga 1 2019 mencapai angka fantastis, sebanyak 1.134 gol.
Jumlah tersebut tidak termasuk perolehan gol mereka di kompetisi 1997/1998, mengingat kompetisi ini terhenti di tengah jalan akibat krisis moneter yang melanda Indonesia kala itu.
Begitu juga dengan kompetisi 2015, di mana saat itu kompetisi juga dihentikan karena aktivitas sepak bola Indonesia yang dibekukan menyusul adanya dualisme.
Panen di Musim 2008/2009 dan 2013
Total sebanyak 1.134 gol Persipura itu dilesakkan selama dua dekade lebih di ajang pentas tertinggi sepak bola Indonesia.
Namun, ada dua musim kompetisi yang menjadi musim panen gol Persipura sepanjang perhelatannya, yaitu musim 2008/2009 dan 2013.
Di musim 2008/2009, Persipura sukses meraih trofi juara untuk kedua kalinya. Eduard Ivakdalam dan kolega kala itu membukukan 81 gol.
Sementara di musim 2013, Persipura juga berhasil menahbiskan diri sebagai kampiun Liga Indonesia untuk keempat kalinya. Di musim tersebut, Persipura memecahkan rekor baru dengan mengoleksi 82 gol dalam semusim.
Panen gol yang dituai Persipura dalam dua musim tersebut juga tak terlepas dari peran striker andalannya, Boaz Solossa yang menggondol sepatu emas dengan torehan 28 gol (2008/2009) dan 25 gol (2013).
Sementara, Persipura hanya tak produktif dalam satu musim saja sepanjang sejarah mereka di Liga Indonesia, yakni di musim 1998/1999 dengan hanya mencetak 15 gol. Saat itu, Liga Indonesia kembali digelar pasca vakum setahun akibat krisis moneter, dengan format lima grup dari tiga wilayah.