INDOSPORT.COM - Pelatih klub Liga 1 PSM Makassar asal Kroasia, Bojan Hodak, menceritakan soal keunikan Indonesia kepada salah satu media terkemuka di negaranya, yaitu Jutarnji.
Sebagaimana diketahui, Hodak menjalani tahun pertamanya hidup di Indonesia yang merupakan negara terpadat keempat di dunia sejak bergabung ke PSM pada Januari 2020.
Terkhusus Makassar, Hodak menyebut menjalani hidup di Kota Daeng dengan populasi kurang lebih tiga juta orang sangatlah tidak mudah. Terlebih lagi, mayotitas penduduknya sangat gila bola.
"Semua orang (di Makassar) mengikuti (perkembangan) sepak bola dan tidak mudah untuk pergi kemana pun. Orang-orang ingin menyentuh anda dan ingin mengambil gambar (berfoto) dengan anda."
"Meskipun kami tidak saling mengerti apa yang sedang dibicarakan (bahasa). Terkadang tekanan itu tidak mudah, tetapi anda akan terbiasa melakukannya dari waktu ke waktu," ungkap Hodak.
Hodak juga mengomentari Indonesia yang memiliki tiga zona waktu. Sesuatu yang sangat berbeda dibandingkan Kroasia yang hanya memiliki satu zona waktu, begitupun dengan Malaysia.
Dengan perbedaan zona waktu tersebut, Hodak mendapatkan pekerjaan baru setiap kali PSM melakoni laga tandang. Sebab ia harus mempertimbangkan masa pemulihan Willjan Pluim dkk.
"Negara ini (Indonesia) sangat besar, memiliki tiga zona waktu, butuh 6 sampai 7 jam dari satu ujung ke ujung lainnya dengan pesawat. Setiap kunjungan dilakukan dua hari lebih awal, jadi kami kebanyakan berada di pesawat dan hotel," tutur eks pelatih Timnas Malaysia U-19 ini.
Sekadar informasi, Bojan Hodak pernah tinggal beberapa waktu di Indonesia kala memimpin Timnas Malaysia menjadi juara Piala AFF U-19 yang dihelat di Sidoarjo pada tahun 2018 silam.