INDOSPORT.COM - Karier pemain asing asal Benua Asia tak selalu berjalan mulus di kompetisi sepak bola Indonesia. Begitupun karier striker yang sempat menjadi top skor Liga Australia, Matthew Mayora, yang justru redup di Persipura.
Di era pertengahan 2000-an, pemain-pemain asal Australia (pindah dari zona oceania) mulai berdatangan. Sebut saja Robbie Gaspar di Persema Malang dan Josh Maguire di Persebaya Surabaya.
Namun, pemain-pemain asal negeri Kanguru itu justru tak begitu menonjol di kompetisi sepak bola Indonesia.
Matthew Mayora salah satunya. Pemain yang berposisi sebagai seorang penyerang ini justru tak sempat mencicipi sengitnya persaingan di kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia.
Pemain yang akrab dengan panggilan Matt ini datang ke Indonesia dengan embel-embel mentereng. Ia bukan berstatuskan pemain biasa-biasa saat didatangkan oleh manajemen Persipura Jayapura pada 2009 silam.
Predikatnya cukup menjanjikan. Matt merupakan top skor di kompetisi divisi utama Australia saat memperkuat Olimpiade Sidney dengan menghasilkan 25 gol. Ia lantas dipinjamkan ke klub Liga Super Australia, Perth Glory, namun tak sempat bermain dan hijrah ke Persipura.
Usianya juga masih terbilang sangat muda ketika tiba di Jayapura. Matt masih berusia 23 tahun saat itu.
Tak Sesuai Ekspektasi
Matt merupakan sosok penyerang ideal. Selain tinggi badannya yang menjulang hingga 186 cm, ia juga memiliki kemampuan di kedua kakinya yang sama bagusnya.
Pelatih Persipura Jayapura, Jacksen Tiago sempat menaruh harapan tinggi pada penyerang berdarah Uruguay itu. Pasalnya, Persipura baru saja ditinggal salah satu penyerang andalannya, Ernest Jeremiah jelang kompetisi ISL 2009/2010.
Sayangnya, Matt seolah memikul beban berat di bawah bayang-bayang Ernest. Apalagi, status Persipura kala itu sebagai juara bertahan di kompetisi ISL 2008/2009.
Matt sama sekali tak menunjukkan kualitasnya seperti yang diekspektasikan. Dalam masa trialnya, pemain kelahiran 1986 ini tampil mengecewakan di ajang pra musim Piala Sultan Hamengkubuwono.
Meski tampil penuh di ajang tersebut, performanya tak memuaskan di mata Jacksen Tiago dan manajemen Persipura. Ia lantas didepak sebelum kompetisi ISL 2009/2010 digulirkan. Padahal kabarnya, kontrak setahun sudah disiapkan oleh manajemen Persipura kala itu.
Gagal bersinar di Persipura, Matt kembali mencoba peruntungannya di Persisam Samarinda. Namun lagi-lagi ia gagal dalam trialnya. Sulit beradaptasi dengan kultur sepak bola Indonesia, Matt kemudian memutuskan pulang kampung, dan kembali memperkuat klub asalnya, Olimpiade Sidney.