INDOSPORT.COM - Klub Serie A Liga Italia, Juventus dan Inter Milan, dikabarkan mundur untuk mendapatkan pemain dari Paris Saint-Germain, Layvin Kurzawa jika bersaing dengan Manchester United.
Bek sayap Paris Saint-Germain, Layvin Kurzawa dilaporkan menjadi incaran untuk pergi ke Juventus, Inter, Arsenal, Manchester United, dan Newcastle United.
Dia akan menjadi pemain gratis yang siap muncul di bursa tranfers dan menjadi incaran klub lain ketika kontraknya berakhir pada musim ini.
Tidak adanya perpanjangan kontrak dengan PSG membawa Kurzawa berstatus free transfer jika pergi dari klub yang sudah lima tahun ia bela tersebut.
Dilansir dari Football Italia, agen Kurzawa telah mencoba menawarkannya untuk masuk ke berbagai klub di antaranya Inter Milan, Juventus, Arsenal, Manchester United, dan Newcastle.
Tuntutan gaji pemain berumur 27 tahun ini adalah 6 juta euro (sekitar Rp106 miliar) per musim untuk lima tahun ke depan.
Namun, dilaporkan bahwa Juventus dan Inter MIlan sudah tidak terlalu tertarik untuk mengejar Kurzawa yang bahkan bisa di dapatkan secara cuma-cuma.
Juventus sudah menginginkan untuk merekrut Kurzawa pada Januari saat memungkinkan adanya kesepakatan pertukaran dengan pemain PSG, Mattia De Sciglio. Namun Juventus dipaksa menaikkan tawaran gaji jika tetap ingin mendatangkan Kurzawa.
Sementara itu, Inter Milan tidak merasa Kurzawa akan cocok dengan kepelatihan Antonio Conte, yang menggunakan sistem tiga pemain bertahan dan bek sayap.
Terlebih Manchester United sendiri menjadi klub yang dikabarkan paling berminat untuk mendatangkannya di bursa transfer mendatang. Bersaing melawan kekuatan uang yang dimiliki Man United membuat Juventus dan Inter Milan minder.
Pemain keturunan Prancis ini rupanya kurang begitu produktif bermain bersama Paris Saint-Germain, sebab dalam kompetisi musim ini, ia hanya bermain sebanyak 14 penampilan dan mencetak satu gol serta satu assist.
Sedangkan Paris Saint-Germain sendiri sudah secara resmi menjadi juara Liga Prancis musim ini dikarenakan semua pertandingan diberhentikan secara permanen akibat pandemi virus corona.