INDOSPORT. COM - Membandingkan kualitas antara Xiamaro Thenu dan Mochammad Supriadi, kira-kira siapa yang pantas menjadi winger tumpuan Timnas Indonesia?
Nama Xiamaro Thenu belakangan cukup mencuri perhatian pecinta sepak bola Tanah Air. Pemain muda potensial asal Belanda ini mengaku punya darah keturunan Maluku.
"Saya mendapatkannya (darah Maluku) dari ayah saya," ujar Xiamaro kepada INDOSPORT.
Lebih jauh, Xiamaro mengungkapkan bahwa dirinya pasti bersedia jika suatu saat nanti diminta membela Timnas Indonesia. Bagi Xiamaro, sebuah kebanggaan tersendiri bisa bertarung membela tanah leluhurnya.
"Saya akan senang sekali bila bisa bermain untuk Indonesia. Pasti menjadi hal yang sungguh menyenangkan bertarung membela darah asal saya sendiri," ungkap Xiamaro.
Andai Xiamaro memperkuat Timnas Indonesia, dirinya diyakini bakal dimainkan di posisi winger. Wajar, Xiamaro selama ini memang terbiasa menempati posisi winger kanan.
Peran Xiamaro kemungkinan akan bersaing dengan winger produk lokal asli, Mochammad Supriadi. Peran Supriadi selama ini terlihat piawai untuk bertugas sebagai winger dan turut punya potensi menjanjikan.
Bila harus memilih salah satu, siapa kira-kira yang lebih pantas jadi tumpuan Timnas Indonesia di posisi winger? Xiamaro atau Supriadi?
Karier Klub
Membandingkan kualitas Xiamaro Thenu dan Supriadi, mungkin bisa diulas dari rekam jejak karier klub mereka. Xiamaro Thenu berkarier di Belanda, sementara Supriadi menghiasi pentas sepak bola Indonesia.
Xiamaro Thenu mulai menekuni olahraga ini sejak usia delapan tahun. Xiamaro Thenu pertama kali masuk ke akademi SV Houten, dan mengembangkan kemampuannya.
Selang beberapa waktu, Xiamaro Thenu mendapat tawaran dari akademi FC Utrecht. Alhasil, Xiamaro Thenu pindah ke FC Utrecht, bermain selama kurang lebih lima tahun di sana.
Dua tahun terakhir, Xiamaro Thenu kembali menekuni karier bersama SV Houten. Barulah pada musim depan, Xiamaro Thenu mendapatkan peningkatan karier yang lebih top lagi, karena gabung tim Eredivisie Belanda, Vitesse Arnhem.
"Saya pernah bermain FC Utrecht selama lima tahun, selanjutnya pindah ke SV Houten dua tahun terakhir ini, dan musim depan gabung Vitesse," tutur Xiamaro Thenu.
Meski ada dua nama tenar, FC Utrecht serta Vitesse, karier Xiamaro belum pernah sama sekali mencicipi level sepak bola senior. Usia Xiamaro baru 15 tahun, dan musim depan harus lebih gabung Vitesse level U-17.
Beralih ke Supriadi, soal karier level klub tergolong cukup setia. Supriadi sampai saat ini cuma membela satu tim saja, yakni Persebaya Surabaya.
Supriadi mencuat ketika bermain untuk akademi muda Persebaya Surabaya, sedari 2018 hingga 2019. Bakat Supriadi yang baru berusia 17 tahun dan sangat menjanjikan, membuat Supriadi sudah bisa menembus tim senior Persebaya Surabaya mulai 2019 lalu.
Setidaknya ada dua laga yang pernah dimainkan Supriadi bersama tim senior Bajul Ijo. Jika terus berkembang, Supriadi kemungkinan bakal segera bisa mendapatkan menit bermain reguler.
Segi kesempatan bermain bersama tim senior, jadi fakta yang begitu membedakan antara Xiamaro dan Supriadi. Kiprah Supriadi tampak sedikit satu tingkat di atas Xiamaro, yang mungkin membuatnya lebih cocok menjadi winger tumpuan Timnas Indonesia.
Toh, kita semua belum pernah melihat langsung gaya permainan Xiamaro Thenu di atas lapangan. Xiamaro berucap kalau dirinya bertumpu pada kaki kiri, dan kerap melakukan aksi cut inside dari sisi winger kanan penyerangan.
Bahkan ada yang menyebut Xiamaro seperti jelmaan bintang Barcelona, Lionel Messi. Namun semua itu masih harus dibuktikan lagi kebenarannya.
"Saya pemain kaki kiri, beberapa orang kerap membandingkan saya dengan Messi," kata Xiamaro Thenu.
Sedangkan Supriadi, aksi-aksinya sudah cukup sering terlihat langsung, terutama ketika membela Timnas Indonesia level junior. Supriadi bahkan sudah memberikan trofi juara Piala AFF U-16 2018 lalu.