INDOSPORT. COM - Bayer Leverkusen, klub Bundesliga Jerman ini ternyata kerap menjadi tempat sekolahnya para bintang sepak bola Brasil.
Nama Bayer Leverkusen di pentas Bundesliga Jerman memang tak sehebat Bayern Munchen. Sampai sekarang mereka bahkan belum pernah mencicipi gelar juara Bundesliga Jerman.
Peran Leverkusen paling sering hanya sebagai penghias papan atas saja. Mereka pun kerap mewakili Jerman dalam kompetisi Eropa, entah Liga Champions atau Liga Europa.
Musim 2001-2002, Bayer Leverkusen sempat mengejutkan Benua Biru dengan lolos ke final Liga Champions. Sayang sekali, mereka tak berdaya menghadapi perlawanan raksasa Spanyol, Real Madrid, dan harus mengubur asa juara.
Meski begitu, bukan berarti Bayer Leverkusen layak dipandang sebelah mata. Secara sejarah, klub ini kerap menjadi tempat sekolahnya para bintang Brasil.
Sejumlah pemain hebat Negeri Samba pernah berguru terlebih dulu di Leverkusen, baru kemudian meraih kegemilangan karier luar biasa.
Berikut INDOSPORT coba merangkum tentang beberapa bintang Brasil yang pernah merasakan menimba ilmu bersama Bayer Leverkusen.
Jorginho
Jorginho datang ke Bayer Leverkusen pada 1 Juli 1989, setelah dibeli dari klub Liga Brasil, Flamengo. Sejak bergabung, ia langsung mendapatkan kepercayaan untuk menempati posisi utama sayap kanan.
Karier Jorginho berkembang pesat. Jorginho terus menjadi andalan Leverkusen, sampai Bayer Munchen datang menggoda pasca musim 1991-1992 berakhir.
Mendapat tawaran menggiurkan, ia akhirnya berlabuh ke Munchen pada 1 Juli 1992. Selama membela Leverkusen, Jorginho tampil 110 kali dengan sumbangsih 10 gol.
Selepas meninggalkan Leverkusen, karier Jorginho makin melesat drastis. Jorginho sukses membawa Munchen juara Bundesliga Jerman 1993-1994, serta membawa timnas Brasil merengkuh trofi Piala Dunia 1994.
Perlu diingat, Jorginho adalah bek kanan utama timnas Brasil sepanjang Piala Dunia 1994, menyumbangkan total dua assist. Semua karier manis Jorginho itu pun tak lepas dari pengalamannya yang lebih dulu sekolah di Leverkusen.
Emerson
Emerson datang ke Bayer Leverkusen pada 1 Juli 1997, setelah diboyong dari klub Liga Brasil, Gremio. Baru berusia 21 tahun, dia baru pertama kali datang ke Eropa, berharap bisa mendapat perkembangan karier pesat di Jerman.
Benar saja, Emerson langsung menjadi tumpuan utama Leverkusen di lini tengah. Sampai musim 1999-2000, dia selalu mendapatkan menit bermain reguler, dengan total catatan 108 penampilan, 15 gol, dan 14 assist.
Memasuki bursa transfer musim panas 2000, tawaran menggiurkan datang dari raksasa Italia, AS Roma. Emerson pun meninggalkan Leverkusen demi mencoba petualangan baru di Negeri Pizza Italia.
Luar biasa, setelah itu karier Emerson makin melonjak dan disegani sebagai gelandang bertahan top Eropa. Ia membawa AS Roma menjuarai Serie A Liga Italia 2000-2001.
Emerson selanjutnya pindah ke beberapa klub top lainnya, seperti Juventus, Real Madrid, dan AC Milan. Dia juga menjadi langganan timnas Brasil, dengan catatan 75 penampilan serta gelar Piala Konfederasi 2005.
Ze Roberto
Musim panas 1998, Bayer Leverkusen memboyong Ze Roberto dari Real Madrid. Leverkusen memanfaatkan betul status sang pemain yang sudah dianggap sebagai produk muda gagal El Real.
Benar saja, bersama Leverkusen, karier Ze Roberto perlahan bangkit menemui kesuksesan. Dia bahkan secara mengejutkan membawa Leverkusen menembus final Liga Champions 2001-2002, tapi gagal juara akibat dikalahkan Real Madrid.
Pasca musim 2001-2002, Ze Roberto memutuskan pindah ke Bayern Munchen. Dia meninggalkan Leverkusen dengan catatan 150 kali tampil, dan mencetak 19 gol.
Gabung Munchen, ternyata membuat karier Ze Roberto kian meroket. Ze Roberto menjadi pemain kunci, dan sukses meraih empat trofi juara Bundesliga Jerman bersama Munchen.
Kiprah Ze Roberto juga tergolong sering diandalkan negaranya, timnas Brasil, 84 kali tampil, mencetak enam gol. Segala kisah legendaris itu tak lepas dari peran Leverkusen yang memolesnya sebagai pemain hebat.
Lucio
Musim dingin 2001, Bayer Leverkusen mendatangkan bek tengah muda dari klub Liga Brasil, Internacional, bernama Lucio. Kedatangan bek berpostur jangkung ini diharapkan bisa menjadi tulang punggung baru di lini belakang.
Benar saja, Lucio langsung mendapatkan menit bermain reguler untuk mengawal pertahanan. Dia bahkan sukses membawa Leverkusen menembus final Liga Champions 2001-2002, tapi gagal juara akibat dikalahkan Real Madrid.
Kegemilangan Lucio bersama Leverkusen, juga membuatnya masuk skuat timnas Brasil untuk Piala Dunia 2002. Ia menjadi palang pintu utama sepanjang turnamen sekaligus membawa negaranya meraih gelar juara, mengalahkan Jerman 2-0 di final.
Lucio terus bertahan bersama Leverkusen sampai musim 2003/04. Setelahnya, Lucio hijrah ke Bayern Munchen, dan menapaki karier yang lebih sukses lagi.
Musim 2004/05, 2005/06, dan 2007/08, Lucio meraih gelar juara Bundesliga bersama Munchen. Dia bahkan kian gemilang lagi ketika pindah ke Inter Milan.
Peran Lucio begitu krusial ketika Inter Milan meraih treble winners 2009-2010. Semua kegemilangan tersebut berawal dari polesan hebat Bayer Leverkusen.