INDOSPORT.COM - Seakan tak ada habisnya menjejali momen bersejarah Persipura Jayapura di musim 2005. Bukan hanya dari sisi prestasi klub, namun sejumlah nama di skuat Persipura ketika itu juga menarik untuk diselami.
Salah satunya, Eric Mabenga. Legiun asing asal Kamerun ini bisa dibilang menjadi salah satu pemain yang mujur dalam sejarah klub Persipura.
Ia datang pertama kali sebagai pemain pengganti untuk melengkapi kuota pemain asing, ketika gelandang Argentina, Cristian Silva didepak dari skuat sebelum putaran pertama berakhir.
Jebolan tim nasional Kamerun dan Liga Perancis itu langsung diplot sebagai starter di skuat XI Persipura. Karakternya dirasa pas oleh sang pelatih, Rahmad Darmawan.
Walau sebetulnya kehadiran Mabenga terbilang mujur karena berada di momen yang tepat saat Persipura diperkuat oleh trio gelandang komplet (David da Rocha, Eduard Ivakdalam, Marwal Iskandar), namun Mabenga punya peran penting dalam keberhasilan Persipura merengkuh gelar juara perdana.
Mabenga merupakan pemain serba bisa yang bisa memainkan banyak peran. Tak heran, Rahmad Darmawan tak ragu untuk meminangnya.
Keputusan pelatih yang kental disapa RD itu nyatanya membuahkan hasil. Mabenga bermain sesuai dengan yang ia harapkan. Lini tengah Persipura ketika itu cukup membuat lawan kebingungan, termasuk saat menghadapi Persija Jakarta di malam final Liga Indonesia 2005, di Senayan.
Disukai Rahmad Darmawan
Penampilan Eric Mabenga di Persipura ketika pertama kali bergabung cukup membuat Coach RD puas, karena tipikalnya cocok dengan skema yang ia terapkan. Coach RD memang tak sembarang pilih pemain. Alasannya mendatangkan Mabenga untuk menjadi pasangan ideal bagi sang kapten, Eduard Ivakdalam di lini tengah.
"Eric Mabenga memang pemain top dari Kamerun waktu itu. Karena kalau tidak salah dia juga pernah bermain di salah satu klub elite Liga Perancis," ujar eks rekannya di Persipura, Marwal Iskandar kepada INDOSPORT, Sabtu (16/5/20).
Tugasnya bukan sebagai gelandang murni dan bukan juga seorang penyerang. Dia diberikan kebebasan memainkan peran yang mirip dengan "false nine", atau pemain bernomor 9 palsu.
Pemain Kamerun ini sebenarnya berposisi sebagai seorang striker. Tapi ia diberi peran yang cair oleh Coach RD di formasi favoritnya, 3-5-2. Mabenga kerap berada di garis tengah dan sesekali berada di depan.
Makanya dia juga lihai membuat gol untuk Persipura. Terutama saat lawan Persegi Gianyar dan Persema Malang di fase grup Wilayah Timur.
"Gaya mainnya sangat cocok dengan karakter Persipura saat itu. Dia pemain yang bagus dan cepat kompak dengan tim," kenang Marwal.
Perannya terbukti manjur bagi racikan RD saat final menghadapi Persija Jakarta. Mabenga kerap membingungkan lini pertahanan tim Macan Kemayoran yang kala itu di kawal oleh duet Hamka Hamzah, Aris Indarto, dan Charis Yulianto.
Mabenga berhasil mengelabui pertahanan Persija yang membuatnya bebas membuka ruang bagi Christian Lenglolo, Boaz Solossa, dan Korinus Fingkreuw. Mabenga menjadi salah satu pemain yang tidak digantikan di malam final itu.
Setelah mengantarkan Persipura juara di musim 2005, Mabenga memutuskan untuk mengikuti jejak Coach RD dan Marwal Iskandar berlabuh di Persija Jakarta di musim berikutnya.
RD nampaknya ingin mengulangi kejayaannya bersama dua pemain pentingnya itu di Persija. Tapi, Mabenga justru tak berkembang dan ia kesulitan beradaptasi di Persija. Ia dianggap gagal dan lantas dicoret dari skuat Macan Kemayoran.
Mabenga memang hanya separuh musim memperkuat Persipura, tapi pengaruhnya cukup menonjol. Rasanya wajar jika namanya layak dikenang sebagai salah satu sosok penting dalam sejarah indah Persipura di musim 2005.