INDOSPORT.COM - Basuki Setyabudi menjadi salah satu mantan pemain PSIS Semarang yang pernah merasakan asam garam bersama klub asal Ibu kota Jawa Tengah ini. Basuki bahkan pernah merasakan harus menjadi seorang striker dalam sebuah laga meskipun ia aslinya berposisi sebagai kiper.
Pernah menjadi bagian dari PSIS yang menjadi juara tiga Liga Indonesia 2005 dan juara dua Liga Indonesia 2006, Basuki juga pernah menjadi bagian Laskar Mahesa Jenar saat degradasi ke divisi utama pada tahun 2008/09.
Bahkan, di kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2008/09, Basuki merasakan pengalaman yang tidak pernah ia lupakan dari hidupnya karena diplot menjadi seorang striker dalam laga resmi. Padahal ia sendiri berposisi sebagai kiper.
Peristiwa itu terjadi ketika PSIS harus melakukan tour Papua melawan Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena. Skuat Laskar Mahesa Jenar yang saat itu berangkat dengan skuat terbatas harus menerima kenyataan kehilangan beberapa pemain usai menghadapi Mutiara Hitam.
Adanya pemain yang cedera dan akumulasi membuat pelatih Bambang Nurdiansyah mau tak mau harus menurunkan Basuki sebagai pemain karena tak ada lagi pemain yang dibawa dalam laga melawan Persiwa di Stadion Pendidikan, Wamena pada 1 April 2009.
“Saat itu kami berangkat tur Papua dengan skuat minim. Usai lawan Persipura, ada pemain yang cedera dan akumulasi. Padahal kami harus berangkat ke Wamena,” tutur Basuki kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.
“Kondisinya saat itu mau tidak mau ada salah satu kiper yang harus siap main. Pilihannya ya kalau nggak saya ya Mas Murod (red-Agus Murod). Akhirnya Pak Bambang milih saya dan saya dimainkan sebagai striker,” imbuhnya.
Pada laga tersebut, PSIS juga harus pulang ke Semarang dengan tertunduk lesu karena Persiwa mampu pesta gol dan menutup pertandingan dengan skor 6-0 lewat empat gol Boakay Foday dan dua gol Redouane Barkoui.