INDOSPORT.COM - Kasus narkoba yang menjerat pesepak bola Liga 2 2020, M. Choirun Nasirin, baru-baru ini sungguh menyedot perhatian publik.
Pasalnya, pemain berposisi kiper yang telah dipecat klubnya, PS Hizbul Wathan, ini melakukan aksi kriminal di tengah jeda kompetisi akibat pandemi virus corona di Indonesia.
Tidak hanya itu, kasus yang menjerat mantan kiper PSMS di Liga 2 2019 tersebut berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Tinggal hitungan hari lagi memasuki lebaran.
Menanggapi hal itu, manajer PSMS Medan, Mulyadi Simatupang, menilai kasus yang menjerat mantan pemainnya tersebut bisa dikaitkan dengan situasi ekonomi.
Sebab, di tengah berhentinya kompetisi ini sehingga membuat kurangnya penghasilan. Apalagi beberapa hari menjelang lebaran tentu kebutuhan secara otomatis meningkat.
"Kemungkinan-kemungkinan seperti itu pasti ada ya. Semua ini adalah dampak virus corona. Apalagi pemain yang penghasilan utamanya hanya dari sepak bola, pasti amat terasa," kata Mulyadi Simatupang kepada awak media, Selasa (19/5/20).
Kendati kebutuhan hidup meningkat jelang lebaran dan di tengah pandemi ini, pihaknya berpesan agar setiap individu bersabar dan jangan pernah melenceng ke arah negatif.
"Kita tetap harus kuat dan bersemangat, jangan sampai ke arah-arah negatif. Jadikan kasus ini suatu pembelajaran di tengah pandemi virus corona," pungkas pria yang juga menjabat sebagai penanggung jawab PSMS Medan tersebut.
Sebagai diketahui, di tengah kompetisi yang dihentikan akibat pandemi virus corona, seluruh pemain, pelatih, dan ofisial dari klub-klub Liga 1 maupun Liga 2 hanya mendapatkan gaji maksimal sebesar 25 persen dari biasanya.
Peraturan tersebut tertuang dalam surat keputusan PSSI beberapa waktu terkait kondisi kekinian. Kompetisi telah dihentikan sejak Maret lalu sampai 29 Mei mendatang seiring berakhirnya masa tanggap darurat yang tetapkan oleh pemerintah.