INDOSPORT.COM - Liga Inggris sebagai salah satu liga terbaik di dunia memiliki banyak duet hebat. Sebut saja Wayne Rooney-Cristiano Ronaldo, Steven Gerrard-Fernando Torres, Thierry Henry-Robert Pires, dan Frank Lampard-Didier Drogba.
Dari semua nama duet hebat yang termahsyur tersebut, kebanyakan hanya diisi oleh para penyerang dan gelandang. Padahal sepak bola juga memiliki satu posisi vital yakni bek sebagai palang pintu pertahanan.
Pemain bertahan memang jarang mendapat apresiasi berlebih ketimbang posisi lainnya di Liga Inggris. Buktikan saja ada berapa banyak bek yang pernah memenangkan gelar pemain terbaik sebelum Virgil van Dijk mendobraknya pada 2018 silam?.
Liga Inggris memiliki banyak rekor di dalamnya. Berlomba-lomba setiap pemain dan tim berjuang memecahkan rekor yang ada. Namun hanya satu rekor saja (soal gol) yang hingga saat ini belum dapat dipecahkan oleh tim dan pemain manapun, yakni rekor kebobolan paling sedikit dalam satu musim dan clean sheets terbanyak dalam satu musim.
Permainan Liga Inggris yang cepat dan mengandalkan fisik nyatanya pernah mencatatkan rekor tak masuk akal yang dibuat oleh Chelsea, yakni tim dengan tingkat kebobolan yang rendah (15 gol) dan clean sheets terbanyak (25 kali) dalam satu musim. Karenanya, The Blues pantas berterima kasih kepada duet John Terry dan Ricardo Carvalho.
Terry-Carvalho: Duo Peruntuh Stigma Duet Terbaik di Inggris
Kembali di awal, pada umumnya setiap menyebut duet terbaik, pecinta sepak bola akan ramai-ramai menyebut pemain berposisi gelandang atau penyerang. Namun Liga Inggris pernah memiliki duet yang tak kalah menarik di lini pertahanan pada sosok John Terry dan Ricardo Carvalho.
Kedatangan Jose Mourinho pada tahun 2004 membawa misi penting, yakni membawa Chelsea juara setelah diakuisisi Roman Abramovich. Oleh karenanya, Mourinho memboyong pemain-pemain yang ia rasa pantas menjadi algojo untuk memenuhi hasrat bosnya.
Setelah berhasil membawa FC Porto menjuarai Liga Champions 2003/04, Mourinho pun lantas membawa pemain binaannya. Salah satunya Carvalho, untuk menjadi duet Terry yang telah menancapkan namanya sebagai pemain asli dan senior Chelsea.
Awal kedatangan Carvalho ke Chelsea pun tak berjalan mulus. Ia harus beradaptasi terlebih dahulu. Bahkan untuk beradaptasi, Mourinho harus memarkirnya selama bulan Agustus dari tim utama.
Perbedaan gaya bermain membuat Carvalho harus belajar. Dalam wawancaranya dilansir These Football Times, ia mengaku kesulitan karena permainan Liga Inggris hanya mengandalkan fisik dan berbeda dengan gaya bermainnya yang bertipe bek pembaca permainan.
Untungnya duet dari Carvalho saat itu adalah Terry yang notabene bek dengan keberanian bak singa dan tak ragu menggunakan fisiknya untuk berduel dengan lawan. Secara pasti, keduanya saling melengkapi dengan atribut masing-masing.
Alhasil duet maut membawa tuah penting. Hingga berakhirnya kompetisi musim 2004/05, duet Terry-Carvalho benar-benar teruji. Total 15 gol saja yang masuk ke gawang Chelsea disertai rekor clean sheet Petr Cech dalam satu musim sebanyak 25 kali. Catatan ini sama dengan rekor kebobolan AC Milan saat dihuni trio Alessandro Costacurta, Franco Baresi, dan Paolo Maldini pada musim 1993/94.
Sepak bola bukan hanya soal gelandang dan penyerang semata dan bukan urusan mencetak gol dan assist saja. Karena bek pun mempunyai peran yang tak kalah penting. Layaknya John Terry-Ricardo Carvalho yang berhasil menjadi tembok penghalang para penyerang dan menjadi faktor keberhasilan Chelsea menjuarai Liga Inggris secara back-to-back.