INDOSPORT.COM - Kiper muda PSMS Medan, Muhammad Adi Satryo, mengakui memiliki kenangan lucu dan jahil yang tak bisa dilupakannya saat menjalani bulan suci Ramadan.
Pemain Timnas Indonesia U-19 ini mengenang keusilannya beberapa tahun lalu pada malam bulan puasa bersama teman-temannya.
Lanjut Adi, kala itu usianya sekitar 14 tahun dan dapat uang jajan dari orang tua Rp 20 ribu setelah seharian puasa, yang digunakannya untuk beli jajan dan petasan.
"Karena saat itu masuk pertengahan Ramadan, bukannya tarawih malah main perang sarung sama petasan. Jadi uang motivasi untuk puasa seharian itu saya belikan petasan," kata Adi mengawali ceritanya kepada INDOSPORT, Rabu (20/5/20).
Lanjut Adi, usai beli petasan itu ia dan teman-temannya main di komplek tempat tinggal mereka. Dan dirinya ditantang oleh teman-temannya untuk lempar petasan itu lempar ke salah satu rumah di kompleknya.
"Aku kaget karena disuruh temanku itu dan ku lempar petasan korek itu ke rumah orang yang gak tahu itu siapa. Pas meledak orang yang di dalem pada kaget dan teriak. Alhasil kami kabur dikejar sama bapak-bapak penghuni rumah pakai motor," ungkap Adi.
"Kami kocar-kacir lari macam anak ayam mau ditangkap dan kami ketangkap dan di bawa ke pos sekuriti dan diaduin ke orang tua kami," lanjut pemain jebolan PPLP Jakarta ini.
Setelah di adukan ke orang tua, lanjut Adi, ia mendapat hukuman dari orang tuanya, mulai dari diceramahi, dicubit dan dijewer hingga disiram pakai air.
Usai kejadian itu, sambung Adi, ia mengaku kapok dan tak mau lagi usil mengerjai orang lain dengan petasan. Selain mengganggu kenyamanan orang lain, bermain petasan juga berbahaya.
"Ya sampai nangis-nangis karena di rumah saya dijewer dan dicubit terus dan diguyur air sama orang tua. Habis itu gak mau lagi usilin orang lain pakai petasan," ujarnya.
"Akhirnya saat itu saya sadar bermain petasan berbahaya. Makanya hal-hal begini jangan ditiru. Namun ini menjadi kenangan yang tak bisa saya lupakan juga sampai dewasa nanti," pungkasnya.