INDOSPORT.COM – Piala Marah Halim sempat muncul sebagai turnamen pramusim bergengsi di Indonesia, dengan peserta dari berbagai negara dan sampai diakui FIFA.
Buat penggemar sepak bola pada era 1970 hingga 1980-an nama Piala Marah Halim tentu sudah sangat familiar di telinga. Bahkan sangat mungkin saat itu Piala Marah Halim adalah turnamen yang selalu mereka tunggu kehadirannya di tiap tahun.
Karena memang gengsi turmanen yang berlangsung di Medan itu sangat luar biasa pada masa itu. Di mana Piala Marah Halim bukan hanya jadi panggung klub-klub lokal untuk unjuk kemampuan. Namun juga selalu diwarnai dengan kehadiran beberapa tim besar dari luar negeri.
Hingga sampai hadir pengakuan Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA, yang memasukkan nama Piala Marah Halim dalam agenda resmi turnamen internasional di dunia.
Piala Marah Halim
Piala Marah Halim sendiri muncul berkat ide sosok gila bola bernama Marah Halim Harahap. Saat itu Marah Halim merupakan orang yang sangat peduli akan kemajuan sepak bola di Tanah Air, khususnya di Kota Medan, tempat dirinya menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara sejak tahun 1967 hingga 1978.
Didukung jabatannya sebagai orang nomor satu Sumatera Utara, Marah Halim kemudian menggelar Piala Marah Halim pertama pada tahun 1972.
Saat itu delapan tim terbaik era Perserikatan ambil bagian. Mulai dari PSMS Medan, Persema Malang, dan PSM Makassar di grup A. Lalu ada Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan Persib Bandung di grup B.
Dengan format grup yang dilanjutkan ke babak semifinal, PSMS Medan akhirnya keluar sebagai juara. Setelah pada laga final yang berlangsung di Stadion Teladan (16/04/72) sukses membungkam Persebaya Surabaya 3-1.
Kesuksesan edisi pertama itu kemudian membuat Piala Marah Halim kembali digelar tahun berikutnya. Dengan peserta yang lebih banyak dan melibatkan tim dari luar negeri. Mulai dari Tim Singapura, tim Malaysia Selangor FA, hingga tim dari Burma, Thailand, dan Hong Kong.
Di tahun berikutnya ada Timnas Vietnam, Jepang dan Korea Selatan yang ikutserta. Melengkapi Thailand yang juga kembali berpartisipasi. Di tahun 1974 itulah akhirnya Piala Marah Halim diakui kualitasnya oleh FIFA, hingga dimasukkan dalam kalender turnamen internasional saat itu.
Selain tim-tim dari Asia, dalam edisi-edisi berikutnya Piala Marah Halim juga diikuti tim dari Australia hingga Eropa. Mulai dari Belanda, Jerman Barat, Bulgaria, Yugoslavia hingga salah satu tim asal Inggris, Middlesex Wanderers.
Terus bergulir setiap tahunnya hingga memasuki 1991. Piala Marah Halim akhirnya mulai mengalami penurunan pamor, pasca tak lagi menjabatnya Marah Halim sebagai Gubernur Sumatera Utara. Hingga turnamen itu pun sempat vakum panjang dan hanya sekali di tahun 1995 sempat diselenggarakan.
Hingga kini, sampai akhirnya Marah Halim berpulang ke Yang Kuasa di tahun 2015, Piala Marah Halim tak pernah lagi hadir dilaksanakan. Meski sebenarnya di tahun 2015 itu, Piala Marah Halim sempat ingin digelar kembali.
Tapi sayang adanya konflik, membuat rencana menggelar turnamen sepak bola legendaris di Indonesia itu urung terlaksana. Piala Marah Halim hingga kini pun masih hanya sebatas cerita dalam sejarah sepak bola nasional.