INDOSPORT.COM - Tahun 2008 lalu, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh mengirim 30 pemain muda untuk menimba ilmu di Paraguay. Mereka diproyeksikan untuk mengangkat kembali marwah sepak bola Aceh yang sempat mati suri.
Program tersebut digagas mantan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Irwandi Yusuf. Program itu sempat berjalan selama tiga tahun, namun tak bisa dilanjutkan karena tak adanya biaya lanjutan.
Selama di Paraguay, para pesepakbola dilatih, dipantau dan sempat memperkuat beberapa klub Paraguay baik itu dari Primera Division (divisi 1), Division Intermedia (divisi 2), Primera de Ascenso (divisi 4) dan Segunda de Ascenso (divisi 5).
Namun, setelah dipulangkan pada tahun 2012 dan bakat-bakat muda itu tercerai berai karena tidak ada kelanjutan program. Beberapa di antaranya bahkan tak beruntung di sepak bola dan menjajal karier di bidang lain.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu jebolan program di atas, Zikri Akbar. Pemain milik Persita Tangerang itu mengatakan mendapat informasi sejumlah rekannya kini menjadi pegawai kantoran dan sebagainya.
Hanya saja, Zikri tak menyebut secara spesifik siapa saja rekannya yang kurang beruntung di dunia si kulit bundar.
"Kebanyakan sudah pada jadi pegawai kantoran dan ada beberpaa sudah jadi pengusaha," tuturnya saat ditanya kabar rekan-rekannya yang sempat bersama menimba ilmu di Paraguay.
Sebagai informasi, selain Zikri Akbar, beberapa nama pemain yang sempat dikirim ke Paraguay adalah Agam Ramatillah, Dede Ramadhan, Gian Riandi Saputra, Faumi Syahreza, Rahmad Maulana, Imanda Putra, Sayuti, Rahmaddin, Randy Desky, Bryan Muharram.
Kemudian Taufiq Aqsar, Malem Budiman, Jalwandi, Hadina Rivaldi Diaz, Muarif, M Lirival Andrea, Arief Hidayat, Ahmad Agung Fauzan, Feli Ariesta, Zoelfadli (Pidie), Syarizal (Bireuen), Armiadi, TM Iqbal, Firdaus, Andri Muliadi hingga Nandi Fitriansyah.