Liga Indonesia

Tak Bisa Mudik, Staf Pelatih Timnas Ini Rindu Lontong Buatan Emak

Minggu, 24 Mei 2020 14:08 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Mantan pemain dan pelatih kiper PSMS Medan, Sahari Gultom. Copyright: © Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Mantan pemain dan pelatih kiper PSMS Medan, Sahari Gultom.

INDOSPORT.COM - Pandemi virus Corona yang melanda Indonesia hingga saat ini membuat pemerintah mengeluarkan imbauan untuk larangan mudik lebaran Hari Raya Idulfitri tahun ini.

Hal tersebut dirasakan oleh staf pelatih kiper Timnas Indonesia, Sahari Gultom. Mantan pelatih kiper PSMS Medan ini mengaku sangat sedih dirinya tidak bisa mudik ke rumah sang ibunda di Kutacane, Aceh.

Kendati hanya berjarak 5 sampai 6 jam lewat jalur darat dari Medan ke Kutacane, wacana untuk mudik lebaran tahun ini yang telah ia rencanakan sejak jauh-jauh sebelum pandemi Covid-19 ini merajalela di negeri ini harus ditiadakannya.

"Rencana tahun ini saya memang ingin pulang ke rumah emak saya di Kutacane, sejak lama. Sebab lebaran tahun lalu saya dan keluarga mudik ke rumah mertua di Bekasi," kata Sahari kepada INDOSPORT.

"Ya bagaimana lagi. Ini sudah imbauan dari pemerintah untuk menghindari penyebaran Corona ini. Jangankan mudik, kita diimbau juga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah," lanjutnya.

Selain tak bisa bersilaturahmi dengan sang ibunda, lanjut pria yang akrab disapa Ucok ini mengaku tak bisa berziarah ke makam ayah kandungnya yang telah lama tiada.

Mantan penjaga gawang PSMS dan Timnas Indonesia ini mengaku menyiasati akan rindunya tak bisa bertatap langsung dengan sang ibunda dengan berkomunikasi via selular.

"Pastinya sedih gak bisa mudik tahun ini untuk silaturahmi dengan emak dan saudara-saudara yang lain, serta ziarah ke makam ayah karena Corona ini. Ya paling telepon sajalah untuk melepas rindunya," sebutnya.

Selain rindu tak bisa bersilaturahmi langsung dengan sang ibu, lanjut Sahari Gultom, ia juga mengaku sedih tak bisa mencicipi masakan orang tuanya tersebut, terutama makanan lebaran.

"Pastinya yang paling rindu lontong khas lebaran buatan emak. Karena masakan emak tiada duanya di dunia ini. Setiap masakan yang dibuat ibu mengalir rasa cinta dan sayangnya kepada kita anaknya. Semoga wabah ini cepat berakhir biar aktivitas bisa kembali normal seperti biasa," pungkas pria berusia 43 tahun ini.