INDOSPORT.COM - Bintang Liverpool, Mohammed Salah, mengukuhkan diri sebagai pemain asal Mesir tersukses di Liga Inggris. Namun jauh sebelum kedatangannya, ada nama Amr Zaki bersama Wigan Athletic yang mampu mencuri perhatian.
Mundur sekitar 12 tahun silam. Liga Inggris yang menerapkan pola permainan Kick and Rush memunculkan banyak nama-nama anyar, salah satunya Amr Zaki.
Pemain asal Mesir ini memang bukan penyerang tajam yang bersaing di daftar top skor seperti Salah, namun tetap saja masuk kategori bomber berbahaya kala itu.
Cepat, bertenaga, skill mumpuni, jago duel udara dan kemampuan memberi tekanan kepada bek adalah karakteristik permainan Amr Zaki.
Hal ini membuat pelatih sekelas Steve Bruce (yang kala itu menangani Wigan) jauh-jauh terbang ke Kairo untuk memastikan kesepakatan terjadi antara pemain dengan klubnya.
Kedatangannya tak serta merta disambut dengan tangan terbuka. Terutama oleh pemilik Wigan saat itu Dave Whelan. Dikutip dari These Football Times, ia meragukan kapasitas Amr Zaki.
"Penyerang dari Mesir? Sangat tidak biasa," ujarnya setelah Steve Bruce menyatakan ketertarikannya. Wajar saja, saat itu Liga Inggris didominasi penyerang asal negara Afrika lainnya. Tapi tidak untuk Mesir.
Awal Karier Amr Zaki
Amr Zaki melakukan debutnya di kancah sepak bola pada 2001 saat itu masih berusia 19 tahun. Di usia muda, ia mampu menunjukkan catatan impresif dengan mencetak sembilan gol bagi El Mansoura, tim divisi dua Liga Mesir.
Ketajamannya membawanya hijrah ke tim kasta teratas, ENPPI, pada 2003. Dia mampu menampilkan permainan cermerlang.
Bahkan hal tersebut berlanjut di kancah internasional, di mana ia mampu mencetak enam gol dari tujuh pertandingan kualifikasi Piala Dunia dan berandil mengusung Mesir merajai sepak bola Afrika pada 2006 silam.
Ketajaman itu tak lantas membuat tim-tim Inggris meminatinya, namun justru Lokomotiv Moskva yang membawanya ke Liga Rusia. Sayang, cuaca dingin tak mampu dihadapi Amr Zaki sehingga ia hanya bertahan selama tiga bulan.
Perjalanan Amr Zaki 'Si Buldoser' ke Inggris
Pasca meninggalkan Rusia, Amr Zaki memilih pulang ke kampung halaman dan bergabung dengan Zamalek. Dia pun berhasil mengembalikan performanya, bahkan berlanjut pada Piala Afrika 2008 yang lantas mengundang ketertarikan tim Inggris kepadanya.
Usia merajai Piala Afrika 2008 bersama Mesir, Wigan Athletic datang untuk memboyongnya ke Inggris. Bahkan The Latics mendatangkannya dengan status pinjaman yang dapat dipermanenkan kemudian hari. Bisnis jitu mengingat keraguan dari sang pemilik.
Tak butuh waktu lama Amr Zaki menancapkan taringnya di Inggris. Pada debutnya, Wigan dibuat terkesan, di mana ia mencetak gol debut saat berhadapan dengan Sheffield Wednesday di laga persahabatan.
Puncak Karier Amr Zaki di Inggris
Di laga pertama Amr Zaki di Liga Inggris, Wigan harus menelan kekalahan, tapi The Latics memuji penampilannya. Termasuk saat kalah dari Chelsea.
Baru pada saat melawan Hull City, Amr Zaki menggila. Ia mampu mencetak dua gol dalam kemenangan 5-0 Wigan. Bahkan keran golnya berlanjut saat meraih hasil imbang 1-1 melawan Sunderland dan mencetak gol kala menghadapi Manchester City.
Tak berhenti sampai disitu, saat berkunjung ke Anfield, Liverpool dibuat kesulitan oleh Amr Zaki. Dua golnya di babak pertama membuat The Reds sempat tertinggal sebelum mengakhiri laga dengan kemenangan.
Keberhasilannya nyetel di Inggris membuatnya masuk dalam nominasi pemain terbaik Afrika, meski dirinya harus kalah dari Emmanuel Adebayor.
Sayang, kariernya di Inggris tak bertahan lama. Keputusan Wigan merekrut kompatriot Amr Zaki, Mido, membuatnya tak bahagia.
Ditambah lagi badai cedera yang menerpanya. Alhasil, perjalanan singkatnya pun berakhir di tanah Inggris bersama Wigan.
Meski begitu, Amr Zaki menorehkan sebuah catatan apik. Total 10 gol dicetaknya dalam 29 pertandingan Liga Inggris. Kendati tak masuk daftar top skor, ia tetap dianggap sebagai salah satu pemain berjasa bagi Wigan Athletic dengan setiap atribut yang dimilikinya.