In-depth

Kilas Balik Ketika Liga Indonesia Pakai Sistem Ganti Tahun Bak Eropa

Sabtu, 6 Juni 2020 08:45 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Indra Citra Sena
© M Yogi Arham/INDOSPORT
Mari melihat kilas balik bagaimana jalannya kompetisi Liga Indonesia pakai sistem berganti tahun dan bukan semusim penuh. Copyright: © M Yogi Arham/INDOSPORT
Mari melihat kilas balik bagaimana jalannya kompetisi Liga Indonesia pakai sistem berganti tahun dan bukan semusim penuh.
Bagian II

2007/08 (10 Februari-10 Februari)

Pasca era 1990-an, pentas sepak bola nasional sempat menggunakan setahun penuh. Namun pada 2007/08, kompetisi kembali memakai sistem berganti tahun lantaran banyak terpotong agenda lain seperti Piala Asia 2007 dan PON.

Sriwijaya FC pun merengkuh gelar juara kala mengandaskan PSMS Medan. Kedua tim ini pun tampil di Liga Champions Asia dan Cristian Gonzales menyabet top skor (32 gol).

2008/09 (12 Juli-10 Juni)

Musim ini pun berhasil dimenangkan oleh wakil paling timur Indonesia Persipura Jayapura usai finis di posisi puncak dengan perolehan 80 poin.

Lalu, Boaz Solossa dan Cristian Gonzales menyabet gelar top skor (28 gol), kemudian Persipura dan Srwijaya FC melaju ke Liga Champions Asia sementara Persiwa ke Piala AFC.

2009/10 (11 Oktober-30 Mei)

Selanjutnya giliran wakil Jawa Timur Arema yang sukses merengkuh gelar juara setelah menduduki peringkat tertinggi kala mengumpulkan 73 poin.

Arema pun melaju ke Liga Champions Asia ditemani Sriwijaya FC, sementara Persipura ke Piala AFC. Sedangkan Aldo Barreto mengoleksi 19 gol dan berhak menyaber gelar top skor.

2010/11 (26 September-19 Juni)

Musim ini kembali dimenangkan oleh Persipura setelah finis di posisi paling atas kala mengumpulkan 60 poin. Bahkan striker andalan Boaz juga menjadi top skor (22 gol).

Persipura Jayapura pun mentas di Liga Champions Asia lewat babak kualifikasi, sementara Arema FC ke Piala AFC dengan menyandang status runner-up.

2011/12 (1 Desember-29 Juli)

Inilah musim terakhir pentas sepak bola mengenakan sistem berganti tahun. Meski tak diakui PSSI kala itu, tetapi Liga Super Indonesia bisa berjalan lancar.

Pentas ini dimenangkan oleh Sriwijaya FC dan striker Persipura Beto Goncalves menjadi pencetak gol terbanyak 25 gol dalam semusim.

Melihat kilas barusan, ternyata Persipura dan Sriwijaya FC menjadi klub paling banyak meraih gelar juara dengan format berganti tahun sebanyak dua kali.