INDOSPORT.COM – Persib Bandung pernah setidaknya dua kali selamatkan dari degradasi karena perubahan aturan kompetisi Liga Indonesia di tengah musim.
Pandemi virus corona saat ini membuat PT Liga Indonesia (PT LIB) mewacanakan untuk menghapuskan degradasi andai nantinya kompetisi Liga 1 2020 kembali digelar.
Meski baru sebatas wacana, hal tersebut justru menghadirkan perdebatan. Bukan hanya dari klub-klub peserta Liga 1 2020 sendiri, namun juga dari klub kasta di bawahnya, Liga 2 2020.
Perdebatan dan penolakan dari berbagai klub tersebut memang menjadi wajar, sebab tanpa adanya degradasi, secara langsung pasti membuat persaingan kompetisi Liga 1 2020 akan semakin kurang menarik, khusunya di papan bawah.
Namun apapun dasar penolakan tersebut, penghapusan degradasi sebenarnya bukan barang baru di kompetisi Liga Indonesia. Di era modern saja, setidaknya sudah dua kali terjadi penghapusan kompetisi di Liga Indonesia. Baik itu yang terjadi secara keseluruhan, maupun penghapusan sebagian.
Menariknya dalam dua kali penghapusan degradasi tersebut,klub asal Jawa Barat, Persib Bandung selalu terseret, ikut terlibat. Mereka dengan baik bisa memnfaatkan keputusan Operator Liga tersebut untuk menyelamatkan diri, disaat sebenarnya mereka tampil buruk sepanjang musim dan sangat mungkin untuk terdegradasi ke kasata kedua.
Kapan kejadian dan bagaimana keuntungannya, berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT menjelaskan.
Liga Indonesia 2006
Paling dekat dengan saat ini, penghapusan degradasi pernah terjadi di Liga Indonesia 2006. Saat saat itu, operator Liga Indonesia menghapuskan degradasi saat kompetisis sebenarnya sudah berjalan memasuki paruh kedua fase penyisihan dua wilayah.
Keputusan penghapusan degrdasi sendiri diambil PSSI dan Operator Liga akibat terjadinya gempa parah di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, yang mmebuat klub PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta memutuskan harus mundur di sisa kompetisi fase wilayah yang masih menyisakan enam pertandingan lagi.
Mundurnya PSS Sleman dan PSM Mataram itu membuat Operator Liga memutuskan untuk menghadiahkan kemenangan WO kepada klub yang seharusnya melawan mereka.
Sebagai gantinya saat itu sistem degradasi harusnya dihapuskan. Karena jika tidak PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta yang tidak bisa bertading, otomatis akan terdegradasi saat itu, sebagai dua tim terbawah masing-masing wilayah.
Tapi selain dua klub tersebut, penghapusan degradasi sepenuhnya saat itu, secara langsung juga menghadirkan berkah buat Persib Bandung.
Persib Bandung yang sebenarnya ada di zona degradasi, sebelum terjadinya gempa, bisa selamat, sekaligus naik ke posisi lebih baik. Setelah PSMI Mataram dinyatakan kalah WO di seluruh pertandingan sisanya.
Kejadian tersebut sendiri diakui oleh Manajer Persib kala itu, Yosi Irianto sebagai berkah buat mereka. "Inilah yang namanya bencana membawa berkah," kata Yossi Irianto.