Sisi Tersembunyi Kai Havertz, Maestro Piano dan Kekasih Cantik
Dilansir dari The Sun, Kai Havertz, lahir pada 11 Juni 1999 di Aachen, Jerman. Aachen merupakan kota di perbatasan Jerman dan Belgia yang luasnya hanya seperlima dari Kabupaten Sleman, Yogyakarta, namun terkenal akan sumber mata airnya.
Darah sepak bola telah mengalir di diri penggawa Bayer Leverkusen bernomor punggung 29 tersebut. Ayah dan kakek Havertz adalah pesepak bola yang bermain di liga amatir. Sejak balita, Havertz sudah dikenalkan dengan si kulit bundar.
Hingga akhirnya pada usia empat tahun, ia bergabung dengan tim lokal di daerahnya, Alemannia Mariadorf. Kala itu, Havertz menempa mental dengan bermain bersama anak-anak yang jauh lebih tua darinya.
Di usia 11 tahun, Havertz bergabung dengan tim muda Bayer Leverkusen. Ia berlatih di Kurtekotten, sebuah pusat pelatihan pemain muda paling elite di era 2000-an. Pada 2015, ia dipromosikan di tim U-17 dan dianugerahi medali perak Fritz Walter Medal.
Pada 15 Oktober 2016, sejarah manis terukir di Bayer Leverkusen. Kai Havertz yang penuh semangat tampil pertama kali di tim senior dalam laga melawan Werder Bremen. Ia menjadi pemain debutan termuda di Bayer Leverkusen yang tampil pada usia 17 tahun lebih empat bulan.
Jago Main Piano dan Didukung Bidadari Cantik
Tak hanya sepak bola, Kai Havertz ternyata juga memiliki bakat ciamik di dunia musik. Ia gemar bermain piano sejak kecil.
Di sela-sela kesibukannya, Havertz meluangkan waktu satu hingga dua jam untuk duduk santai sambil memainkan musik klasik, terkadang modern, dengan piano kesayangannya.
Kai Havertz juga memiliki pendukung setia yang sangat cantik. Wanita yang tak lain merupakan kekasih sang pesepak bola itu bernama Sophia. Lewat akun Instagramnya, @kaihavertz29, ia tak sungkan membagikan potret mesra bersama sang kekasih.
Sementara itu, Havertz juga dikenal sebagai sosok rendah hati. Ia meneladani sikap tersebut dari kedua orangtuanya.
"Selama saya masih berpijak di tanah, saya berusaha rendah hati. Setidaknya inilah yang diajarkan kedua orang tua saya di rumah. Kesombongan hanya akan menurunkan kualitas setiap individu," ujar Kai Havertz kepada laman Bundesliga.