INDOSPOR.COM - Joko Kuspito menyebut, batal Membela Arema pada 2004 adalah penyesalan dalam perjalanan kariernya sebagai pesepakbola, lantaran gagal membela klub tanah kelahiran hingga gantung sepatu.
Sebagaimana diketahui, Joko Kuspito dikenal sebagai sosok defender tangguh sejak era Liga Indonesia. Mengawali karier di Persema Junior, namun namanya malah melambung bersama sejumlah klub luar Malang.
"Yang paling berkesan adalah membela Persija, dengan juara kompetisi (2001) setelah tiga tahun menunggu. Prestasi itu adalah sebuah proses, bukan instan," tutur Joko Kuspito saat berbincang dengan awak redaksi berita olahraga INDOSPORT, Jumat (12/06/20).
Kesempatan pulang kampung lantas didapatnya, begitu kontrak di tim Macan Kemayoran selesai pada 2003. Namun, dia salah persepsi setelah dihubungi langsung Iwan Budianto dan mengiyakan negosiasi.
"Saya pikir Pak Iwan dan sejumlah pemain seperti Harianto masih di Arema, ternyata sudah ke Persik. Waktu itu kan pemberitaan sepak bola masih sulit," Joko Kuspito mengisahkan.
Kesempatan kedua kali pun tidak pernah diperoleh Joko Kuspito setelah itu. Dia lalu melanjutkan perantauan lagi di Pelita Jaya, Persikota Tangerang, Persiwa Wamena, Persitara Jakarta Utara, dan berakhir di PS Sumbawa Barat tahun 2013.
"Ya mungkin itu penyesalan saya pribadi, karena tidak sempat membela klub tanah kelahiran. Tetapi saya bersyukur dengan pengalaman karier sepak bola," pungkas figur 44 tahun itu.
Selepas gantung sepatu, karirnya lalu berlanjut pada kepelatihan. Pelatih yang kini berlisensi B AFC itu memulainya menjadi asisten di Arema Indonesia pada 2017 dan berlanjut menukangi Persema Malang pada Liga 3 2018 lalu.