INDOSPORT.COM - Manajemen Persipura Jayapura masih bimbang dalam menentukan sikap ihwal wacana sentralisasi kompetisi yang akan digelar di Pulau Jawa. Selain masih terhalang pandemi Covid-19, finansial juga menjadi alasan utama klub berjuluk Mutiara Hitam ini.
"Wacana itu cukup berisiko dan di rapat virtual beberapa waktu lalu kita sudah menyampaikan bahwa pada saat itu persipura belum menentukan pilihan, karena pada rapat itu sebelas klub menolak melanjutkan kompetisi dan enam klub mendukung dilanjutkan dan kami memilih abstain, karena kami tidak bisa menjamin jika kompetisi digelar besok kami tidak bisa keluar dari Papua, karena sampai hari ini masih di lockdown," ujar Sekretaris Umum Persipura, Rocky Bebena, Senin (15/06/20).
Rocky menjelaskan, pihakny menilai jika wacana tersebut direalisasikan, akan sangat membebani finansial klub kontestan, karena barang tentu akan digelar tanpa penonton.
"Wacana kompetisi yang mau dipusatkan di pulau jawa itu juga harus menjadi catatan penting buat federasi, karena ini kan digelar tanpa penonton, sementara untuk satu pertandingan, panpel itu harus mengeluarkan duit Rp 200 juta sampai Rp 300 juta," ungkapnya.
"Kontribusi seperti apa yang bisa kita dapatkan, ini yang kita minta PSSI dan LIB harus memikirkan itu. Tidak mungkin kita mau membiayai semua itu, jadi saran kami sebaiknya penyelenggarannya dikelola langsung oleh PT LIB dan mungkin juga PSSI, sehingga tidak membebani pembiayaan ke pihak klub lagi," tambahnya.
Meski begitu, hingga saat ini, belum ada kejelasan soal nasib kompetisi sepak bola Indonesia. RUPS yang digelar Sabtu (13/6/20) lalu baru memilih direksi dan komisaris yang baru.
Sementara, PSSI juga masih mempertimbangkan sejumlah saran dari para klub kontestan dalam rapat virtual yang digelar beberapa waktu lalu.