Apa Kabar Sunardi B? Kapten PSMS Juara Perserikatan 1983 dan 1985
Di PSMS Medan, kemampuannya terus berkembang hingga menjadi sosok kunci di lini tengah. Sunardi mengantarkan Ayam Kinantan menduduki runner-up Perserikatan 1978-1979 dan terpilih sebagai pemain terbaik. Dia juga mempersembahkan Juara Tugu Muda Cup 1979.
Pada 1981 Sunardi B juga sukses membawa Tim PON Sumut meraih medali perak, lantaran kalah adu penalti lawan sesama asal pulau Sumatra, Lampung. Kemudian pada 1982 ia kembali membawa PSMS menjuarai ajang Fatahillah Cup.
Keberhasilan tersebut menjadi modal positif dan akhirnya sukses menjadi kampiun Perserikatan 1983 usai mengalahkan Persib Bandung di final via drama adu penalti 3-2. Keduanya bermain sama kuat 0-0 di Stadion Utama Senayan (saat ini Gelora Bung Karno), Jakarta, pada 10 November 1983.
"Saat itu saya hanya kapten pengganti karena Zulham Effendi di laga-laga sebelumnya sakit. Di final 1983 itu saya juga cetak gol dalam adu penalti itu dan menang 3-2," lanjut Sunardi B
Sejak itu, ban kapten PSMS selalu melekat pada Sunardi B dan berlanjut pada edisi Perserikatan 1985. Selain menjabat kapten, dia pun mengemban tugas baru atau merangkap asisten Parlin Siagian selaku pelatih Kepala.
Tugas ini juga mampu dijalankannya dengan baik oleh Sunardi B hingga akhirnya sukses membawa PSMS lolos ke final dan bersua kembali dengan Persib di Stadion Utama Senayan, pada 23 Februari 1985.
Bahkan laga yang berakhir 2-1 lewat drama adu penalti ini usai bermain imbang 2-2 itu mencatatkan sejarah. Sebab, rekor sebuah pertandingan amatir yang ditonton hingga 150.000 orang.
Kesuksesan ini membuat Sunardi B mencatat sejarah sebagai kapten PSMS Medan pertama yang membawa klub kebanggaan ibu kota Sumut itu juara Perserikatan secara dua kali berturut-turut pada 1983 dan 1985.
"Setelah juara 1985 saya mundur dari PSMS, namun belum pensiun. Saya kembali ke Bintang Utara (klub anggota PSMS) dan mengikuti kompetisi internal. Saya baru benar-benar pensiun pemain pada 1990," ungkapnya.
Sebelum gantung sepatu, ternyata Sunardi B kembali mencoba peruntungan sebagai asisten pelatih tim sepak bola PON Sumut 1989. Bersama Nobon (pelatih kepala), dia sukses membawa tim PON Sumut meraih emas, usai mengalahkan Jawa Timur 2-1 di final.
Pada putaran kedua Divisi Utama Perserikatan 1989-1990, Sunardi B ditunjuk menjadi pelatih PSMS Medan berduet dengan Suryanto Herman menggantikan Parlin Siagian yang mundur usai hasil buruk sepanjang putaran pertama.
"Sayang kami terhenti di babak 6 besar. Setelah itu saya fokus dengan pekerjaan saya di PTPN dan pensiun dari pekerjaan beberapa tahun lalu. Sekarang tinggal menikmati hari tua saja sama cucu-cucu," tutup pria berusia 68 tahun itu.