INDOSPORT.COM - Keinginan Barcelona menggelontorkan uang triliunan rupiah demi Lautaro Martinez perlu dipertanyakan, sebab sejumlah bukti menunjukkan bahwa Martinez tidak sehebat yang disangka.
Klub raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona, dikabarkan sangat tergila-gila dengan striker muda Inter Milan, Lautaro Martinez.
El Barca bahkan bersedia melayangkan tawaran sampai 100 juta euro atau setara Rp1,5 triliun untuk penyerang asal Argentina tersebut. Meski begitu, tawaran tersebut belum memenuhi klausul pelepasan yang dipasang Inter, yakni sebesar 111 juta euro (Rp1,7 triliun)
Barca pun belum berhenti berusaha. Blaugrana dikabarkan sampai ingin menjual sejumlah bintangnya seperti Philippe Coutinho dan Ansu Fati demi mendapatkan dana segar.
Keinginan Barca merekrut Martinez didasari pada kebutuhan akan striker baru. Bomber mereka saat ini, Luis Suarez, sudah uzur dan mulai rentan cedera. Selain itu, dipilihnya Martinez juga sedikit banyak atas saran dari kapten mereka yang juga sesama kompatriot di Argentina, Lionel Messi.
Namun, Barca sepertinya tidak begitu sadar. Sejatinya, Lautaro Martinez tidaklah sehebat yang digembor-gemborkan.
Untuk klub sebesar Barcelona, rela mengorbankan banyak hal demi pemain seperti Lautaro Martinez memang kurang berasalan. Sebab, ada sejumlah bukti penyerang 22 tahun itu tak sehebat kelihatannya.
1. Bukan Penyerang Subur
Lautaro Martinez menjadi andalan Inter Milan dalam urusan mencetak gol. Namun, sebagai striker ia bukanlah tipe penyerang subur.
Hal ini bisa dilihat dari rekam jejak Martinez beberapa musim terakhir. Musim lalu, ia hanya sanggup mencetak 9 gol dari 35 laga di semua kompetisi bersama Inter.
Musim 2017-2018 lebih baik di mana ia sanggup mencetak 18 gol di semua kompetisi bersama Racing Club. Capaian serupa diulangi musim ini di mana ia telah mencetak 16 gol dari 32 laga.
Angka statistik ini cukup bagus, namun tidaklah istimewa. Bandingkan dengan gol yang dicetak oleh Kylian Mbappe, Paulo Dybala, atau Luis Suarez saat seusianya.
Bahkan, angka rata-rata golnya tiap musim cukup jauh di bawah Mauro Icardi saat pemain 26 tahun itu masih berseragam Inter Milan. Bagi klub sebesar Barcelona, tentu dibutuhkan striker maut yang bisa melebihi atau minimal menyamai pencapaian Luis Suarez.
2. Keterbatasan Taktik
Lautaro Martinez merupakan seorang penyerang tengah atau bisa dibilang striker murni. Selama memperkuat Racing Club dan Inter Milan, ia hampir tak pernah bergeser dari posisinya sebagai striker tengah.
Tentu ini jadi kekurangan tersendiri bagi Martinez. Bagi Barca yang memainkan formasi tiga penyerang, dibutuhkan pemain yang bisa bermain lebih melebar. Bahkan, Suarez pun bisa dimainkan sebagai penyerang sayap dengan sama baiknya.
Padahal, untuk pemain berposisi penyerang tengah seharusnya Martinez bisa mencetak lebih banyak gol ketimbang saat ini, karena tugasnya memang hanya mencetak gol.
Coba tengok Harry Kane, Mauro Icardi, atau Karim Benzema. Tiga striker murni kelas dunia tersebut sanggup mencetak minimal 25 sampai 30 gol dalam semusim di masa primanya.