INDOSPORT.COM - Pada kompetisi Perserikatan edisi 1983 dan 1985, PSMS Medan, keluar sebagai kampiun di kompetisi amatir yang diselenggarakan resmi oleh PSSI. Dalam skuat tersebut, PSMS memiliki dua pemain bernama sama Sunardi, yakni Sunardi A dan Sunardi B.
Meski memiliki nama yang sama, namun keduanya punya posisi berbeda. Sunardi A berposisi sebagai bek, sedangkan Sunardi B berposisi gelandang.
Namun ditelusuri lebih jauh, ternyata abjad A dan B di kedua pemain tersebut bukanlah singkatan nama mereka. Itu hanyalah sebutan. Hal itu diutarakan langsung oleh Sunardi B.
"Nama kami berdua sama-sama Sunardi. Yang membedakan kami adalah posisi. Saya main diposisi gelandang, sedangkan Sunardi A sebagai stoper," kata Sunardi B mengawali ceritanya kepada awak redaksi berita olahraga INDOSPORT.
"Karena nama kami sama dan penyebutan A dan B itu mulai ada kala saat PSMS ikut turnamen Wali Kota Cup di Medan (1970-an). Sehingga manajer PSMS saat itu menyebut dengan sebutan Sunardi A dan B karena di PSMS kala itu ada dua orang bernama Sunardi," lanjutnya.
Lanjut Sunardi B, alasan penempatan sebutan A dan B tersebut kepada meraka berdasarkan urutan saat membacakan susunan pemain. Sehingga Sunardi yang berposisi stoper lebih dulu namanya disebutkan sehingga diberikan label A di belakang namanya.
"Karena Sunardi A ini bermain sebagai bek, jadi nama dia duluan yang sering disebutkan setiap main. Sehingga ia diberi huruf A dan selanjutnya saya yang diberi huruf B karena nama saya terakhir disebut," ungkapnya.
"Saat itu bagi saya gak masalah. Malah lebih memudahkan kita untuk penyebutan. Bahkan bisa dibilang itu manjadi tuah tersendiri bagi kami ya karena akhirnya bisa juara Perserikatan dua kali (1983 dan 1985)," tutup pria yang kini telah berusia 68 tahun itu.