INDOSPORT.COM - Pemain milik Inter Milan yang diincar Barcelona, Lautaro Martinez, diharga sangat mahal di bursa transfer musim panas ini yang mengundang sejumlah pertanyaan.
Klub raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona, dikabarkan sangat tergila-gila dengan striker muda Inter Milan, Lautaro Martinez.
El Barca bahkan bersedia melayangkan tawaran sampai 100 juta euro atau setara Rp1,5 triliun untuk penyerang asal Argentina tersebut. Meski begitu, tawaran tersebut belum memenuhi klausul pelepasan yang dipasang Inter, yakni sebesar 111 juta euro (Rp1,7 triliun)
Barca pun belum berhenti berusaha. Blaugrana dikabarkan sampai ingin menjual sejumlah bintangnya seperti Philippe Coutinho dan Ansu Fati demi mendapatkan dana segar.
Keinginan Barca merekrut Martinez didasari pada kebutuhan akan striker baru. Bomber mereka saat ini, Luis Suarez, sudah uzur dan mulai rentan cedera.
Ketertarikan Barca terhadap Martinez bisa dibilang cukup mengejutkan lantaran Lautaro Martinez tidak berada di level yang sama dengan Kylian Mbappe, Neymar, atau bahkan Mauro Icardi.
Setidaknya hal itu bisa dilihat gamblang dari rekam jejak sang pemain. Pertanyaan pun timbul, mengapa Martinez bisa dihargai sangat mahal di bursa transfer musim panas ini?
Bukan Pemain Fenomenal
“Hanya Ronaldinho, Ronaldo Brasil, [Lionel] Messi dan Neymar yang bisa dikategorikan fenomena. Dia [Lautaro] adalah pemain hebat namun tidak di level yang sama dengan lainnya.”
Pernyataan dari legenda Serie A, Jose Altafini, bisa dibilang pas sekali dengan pembahasan ini.
Tentu banyak pihak yang setuju jika Lautaro Martinez disebut sebagai penyerang bagus. Namun, jika disebut fenomena, maka hal tersebut masihlah jauh. Hal ini bisa dilihat dari rekam jejak sang pemain sebagai seorang striker.
Lautaro Martinez menjadi andalan Inter Milan dalam urusan mencetak gol. Namun, sebagai striker ia bukanlah tipe penyerang subur.
Musim lalu, ia hanya sanggup mencetak 9 gol dari 35 laga di semua kompetisi bersama Inter.
Musim 2017-2018 lebih baik di mana ia sanggup mencetak 18 gol di semua kompetisi bersama Racing Club. Capaian serupa diulangi musim ini di mana ia telah mencetak 16 gol dari 32 laga.
Angka statistik ini cukup bagus, namun tidaklah istimewa. Bandingkan dengan gol yang dicetak oleh Kylian Mbappe, Paulo Dybala, atau Luis Suarez saat seusianya.
Bahkan, angka rata-rata golnya tiap musim cukup jauh di bawah Mauro Icardi saat pemain 26 tahun itu masih berseragam Inter Milan. Bagi klub sebesar Barcelona, tentu dibutuhkan striker maut yang bisa melebihi atau minimal menyamai pencapaian Luis Suarez.
Statistik ini semakin terasa biasa-biasa saja setelah mengetahui posisinya yang adalah seorang striker murni. Selama memperkuat Racing Club dan Inter Milan, ia hampir tak pernah bergeser dari posisinya sebagai striker tengah.
Padahal, untuk pemain berposisi penyerang tengah seharusnya Martinez bisa mencetak lebih banyak gol ketimbang saat ini, karena tugasnya memang hanya mencetak gol.
Coba tengok Harry Kane, Mauro Icardi, atau Karim Benzema. Tiga striker murni kelas dunia tersebut sanggup mencetak minimal 25 sampai 30 gol dalam semusim di masa primanya.