INDOSPORT.COM - Periode sulit Liverpool yang cuma menang satu kali dari lima laga diyakini sebagai buah dari sikap arogan dan kebiasaan memandang enteng Jurgen Klopp.
Setelah mencatatkan rekor spektakuler tak terkalahkan di sepanjang Liga Inggris 2019/20, Liverpool akhirnya harus menelan kekalahan di pekan ke-28 Liga Inggris saat melawan Watford, Minggu (01/03/20).
Sialnya setelah kekalahan telak 0-3 dari Watford itu, Liverpool seakan masuk ke periode sulit di mana mereka hanya sekali meraih kemenangan di lima laga terakhir. Termasuk ketika Liga Inggris kembali bergulir pascajeda akibat pandemi virus corona.
Bertandang ke markas Everton, Liverpool hanya mampu bermain imbang tanpa gol 0-0. Hasil itu membuat klub berjuluk The Reds itu hanya sekali meraih kemenangan (melawan Bornemouth), sekali imbang (kontra Everton) dan tiga lainnya berujung kekalahan (lawan Watford, Chelsea, dan Atletico Madrid).
Periodo buruk Liverpool ini mengundang pertanyaan, apa yang salah dari The Reds? Dan percaya atau tidak, ada andil pelatih Jurgen Klopp di dalamnya.
Jurgen Klopp melakukan kerja spektakuler bersama Liverpool terhitung sejak musim lalu. The Reds dibawa Klopp memboyong gelar Liga Champions dan menjadi runner-up Liga Inggris dengan 97 poin.
Namun, sehebat apapun seorang pelatih, pasti ada kelemahan yang dimiliki. Jurgen Klopp dianggap telah terjangkit penyakit arogan.
Anggapan ini pertama kali disuarakan oleh mantan pemilik Crystal Palace, Simon Jordan, pada Oktober tahun lalu. Jordan merasa heran dengan pernyataan tajam Klopp yang mengritik pemain Leicester, Hamza Choudhury, dalam sebuah wawancara selepas pertandingan antara Liverpool vs Leicester.
"Saya memperhatikan sedikit perubahan dalam Jurgen Klopp, dalam bahasa dan kekuatan posisinya.” ujar Jordan.
Jordan mengklaim Klopp telah berubah sikap semenjak memenangkan Liga Champions untuk liverpool musim lalu.
Anggapan ini memang tak bisa dibuktikan 100 persen, meski begitu fakta bahwa Jurgen Klopp adalah pelatih yang kerap meremehkan memang benar adanya.