Sheffield United dan Bukti Kekuatan Timur Tengah Bisa Kuasai Liga Inggris
Hanya butuh satu tahun, manajemen yang dikomandoi Pangeran Abdullah bin Musa'ad bin Abdulaziz Al Saud berhasil merubah citra Sheffield United bahkan di tahun yang sama The Blades mendapat julukan Giant Killer.
Bukan tanpa sebab julukan tersebut diberikan, lantaran pada tahun 2014 lalu skuad Sheffield United yang masih berada di Liga 3 Inggris berhasil melangkah ke babak semi-finals FA Cup.
Pada musim selanjutnya, mereka kembali tampil gemilang dengan mencapai babak perempat final the FA Cup serta semifinals Piala Liga, dan mendapat jatah play off ke divisi Championship usai finis di peringkat kelima klasemen.
Kebangkitan Sheffield United akhirnya terjadi pada musim 2016/17, dimana mereka sukses menjuarai League One dengan poin 100 serta promosi ke kasta kedua Liga Inggris.
Hanya dua musim di Championship, akhirnya para pendukung Blades bisa kembali merasakan atmosfer Liga Primer Inggris usai meraih tiket promosi dengan status runner up divisi Championship.
Pasca kembali ke kasta teratas Liga Inggris, kekuatan uang Pangeran Abdullah bin Musa'ad benar-benar ditampilkan yang membuat perubahan signifikan buat klub.
Di musim 2019/20, dua pembelian langsung memecahkan rekor transfer termahal sepanjang sejarah klub yakni saat Sheffield United membeli Oli McBurnie dari Swansea City dengan mahar 20 juta pounds, serta Sander Berge dari Genk dengan biaya 22 juta pounds.
Selain itu, Lys Mousset dan Luke Freeman juga didatangkan dengan total biaya mencapai 15 juta pounds. Meski cukup banyak menguras biaya, namun perjudian tersebut terbilang berhasil.
Pasalnya hingga memasuki pekan ke-30 musim ini, Sheffield United berhasil bertengger di peringkat delapan dengan 44 angka atau selisih satu poin dari Tottenham Hotspur sebagai batas lolos babak play off Liga Europa musim depan.
Kesuksesan Sheffield United bersama manajemen Pangeran Abdullah bin Musa'ad, semakin memperjelas betapa dahsyatnya pengaruh pengusaha Timur Tengah dalam menguasai kompetisi Liga Inggris.
Selain Pangeran Abdullah bin Musa'ad, seperti diketahui bahwa beberapa tim Liga Inggris saat ini juga dikuasai oleh pengusaha berdarah Timur Tengah.
Dimulai dari Manchester City dengan Sheikh Mansour yang merupakan keluarga Kerajaan Uni Emirat Arab. Bersama Sheikh Mansour, The Citizen berhasil menjelma menjadi salah satu raksasa Inggris bahkan Eropa.
Kemudian ada Everton yang dimiliki Farhad Moshiri, pengusaha yang lahir di Iran dan punya kewarganegaraan Inggris tersebut menguasai saham mayoritas The Toffees sejak tahun 2018 lalu.
Lantas dengan kehadiran Pangeran Abdullah bin Musa'ad di kasta teratas Liga Inggris, akankah memunculkan tim kuda hitam atau bahkan juara baru dengan nuansa Timur Tengah?