Relakan Romagnoli, AC Milan Bisa Ulangi Blunder Kaka
Sama seperti Alessio Romagnoli, Ricardo Kaka merupakan pemain bintang yang setia kepada Milan. Bahkan, Kaka pernah bertekad untuk menjadi kapten dan mengakhiri karier di AC Milan.
Namun apa boleh dikata, setelah rumor panjang ketertarikan Real Madrid kepada dirinya, Kaka yang awalnya menolak tawaran tersebut pun akhirnya harus hengkang ke Bernabeu.
Adalah peran Adriano Galliano CEO AC Milan, yang menyebabkan Kaka harus hengkang dari San Siro. Status Kaka sebagai pemain terbaik dunia pada 2007 membuat klub besar seperti Real Madrid tertarik pada dirinya.
Sialnya, saat itu Milan tengah mengalami kesulitan finansial, setidaknya itu alasan yang dikemukakan oleh Galliani.
Akhirnya, Kaka pun harus dilego ke Real Madrid pada 2009 dengan mahar fantastis mencapai 80 juta euro. Kaka saat itu menjadi pemain termahal dunia.
Sayang, karier Kaka di Real Madrid tidak begitu mulus karena diganggu oleh cedera. Namun, dampak lebih parah terjadi kepada Milan.
Semenjak kepergian Kaka pada 2009, Milan tak benar-benar bisa bangkit sebagai raja sepak bola Eropa. Meski sempat meraih scudetto musim 2010-2011, tak bisa dipungkiri taji Milan sudah hilang tak seperti dulu.
Kepergian Kaka yang disusul bintang-bintang uzur seperti Seedorf, Gattuso,Inzaghi, Nesta, dan lainnya membuat Milan kesulitan bangkit bersaing di papan atas hingga saat ini.
Hal ini patut jadi catatan bagi Rossoneri. Menjual Romagnoli ke Liverpool berpotensi menghadirkan masalah yang sama. Saat ini Milan memiliki pertahanan yang bagi di Italia di bawah komando sang kapten, Alessio Romagnoli.
Kepergian Romagnoli tak hanya mengurangi kualitas lini belakang, tetapi juga hilangnya figur pemimpin di dalam tim.
Padahal, sejak awal, Romagnoli diharapkan menjadi pusat dari revolusi Milan di bawah Ralf Rangnick. Kepergian Romagnoli pun berpotensi membuat AC Milan kembali terpuruk layaknya ketika ditinggal Kaka.