INDOSPORT.COM - Salah satu pemain binaan Fakhri Husaini di akademi Pelangi di Bontang, Hilarius Bryan, kini memutuskan berhenti sejenak dari dunia sepak bola. Dia ingin fokus menjalani bidang akademik dan bertekad menjadi pengurus PSSI atau pemerintahan di masa mendatang.
Sempat trial di salah satu klub Spanyol, Real Valladolid, pada 2016, Bryan kini tercatat sebagai mahasiswa jurusan politik dan pemerintahan di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Dia memilih 'pensiun dini' dari sepak bola dan mencoba meniti karier di dunia akademis.
Sejatinya, pemuda berusia 19 tahun itu tetap mencintai sepak bola. Bryan bercita-cita ingin masuk sebagai pengurus PSSI dan mengubah apa yang dinilai kurang, apalagi pendidikannya memang berkaitan dengan tata kelola manajemen.
"Kalau karier ke depan sih, jujur belum ada banyak gambaran. Kalau bola ada tawaran dan positif pasti dicoba tidak ada salahnya," kata Hilarius Bryan, Sabtu (27/6/20).
"Tapi kalau mau realistis, peluangnya condong ke profesional akademis karena dari pengalaman saya bertemu dengan pejabat PSSI dan birokrasi pemerintahan. Mungkin itulah yang mendorong saya masuk jurusan ini," cetusnya.
"Saya ingin ke depannya bisa mengubah di sistem pemerintahan atau PSSI. Saya juga dengar cerita Taufik Hidayat soal segala hal itu, jadi secara tak langsung mendorong saya untuk buat perubahan misalnya di PSSI. Tapi di satu sisi memang sedih (tak lagi main bola), tapi saya mencoba lebih realistis yang ada depan mata," sambung Bryan.
Hilarius Bryan memang tak seberuntung pemain lain di usianya. Ia tidak bisa melanjutkan kesempatan bergabung dengan Real Valladolid dan sejumlah akademi lain dari Spanyol karena terhalang biaya yang sangat besar untuk hidup di Negeri Matador.
Bryan mulai menarik perhatian klub La Liga Spanyol, Real Valladolid pada 2015 usai membawa Bontang U-14 menjuarai turnamen sepak bola internasional bertajuk Singa Cup. Waktu itu, pemuda asal Bontang, Kalimantan Timur itu menjadi top skor dengan torehan 18 gol.
Kendati sudah tak lagi aktif di sepak bola, Hilarius Bryan tak menutup kemungkinan kembali beraksi di atas lapangan Hasrat menjadi pemain profesional tetap ada, apalagi usinya masih muda dan punya kesempatan terjun ke kompetisi yang sesungguhnya usai menyelesaikan kuliah.