INDOSPORT.COM - Boros, mungkin kata yang patut disematkan kepada raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona. Menghabiskan Rp17 triliun, mereka tercatat salah beli 32 pemain sejak 2014 silam.
Kedatangan Antoine Griezmann dengan harga 108 juta poundsterling tahun lalu kian menambah besar pusaran uang yang dihamburkan secara sia-sia oleh Catalan. Seolah belum kapok, Barcelona kembali lakukan "dosa" seperti menukar pemain muda potensial, Arthur Melo, dengan Miralem Pjanic.
Alih-alih membantu kemenangan Catalan dalam lakoni LaLiga Spanyol, sosok Antoine Griezmann malah hanya jadi pesakitan karena gagal penuhi ekspektasi bagi klub. Selain eks striker Atletico Madrid tersebut, ada sekitar 31 pemain yang justru menjadi bukti jika Barcelona hanya gemar menghamburkan uang.
Dilansir laman Daily Mail, enam tahun lalu Barcelona mengalami pukulan telak karena harus ditinggal Carles Puyol, Victor Valdes, Cesc Fabregas serta Alexis Sanchez. Habiskan 151 juta pounds (Rp2,6 triliun) hanya ada tiga pemain yang tersisa hingga kini seperti Luis Suarez, Ivan Rakitic, dan Marc-Andre ter Stegen.
Setahun kemudian, kepergian enam pemain seperti Pedro ke Chelsea, dan Xavi ke Al Sadd buat Barcelona rugi sekitar 12,6 juta pounds (Rp228 miliar) karena beli dua pemain seperti Arda Turan dan Aleix Vidal. LaLiga Spanyol 2016-2017, menjadi salah satu momen klub kembali membakar duit.
Banyak pemain yang justru dilepas karena kontrak usai seperti Dani Alves ke Juventus dengan pendapatan 29,9 juta pounds (Rp525 miliar). Meski hanya untung sedikit, Barcelona malah melakukan pembelian hingga nominal 112 juta pounds (Rp1,9 triliun) dan hanya Samuel Umtiti saja yang dipertahankan.
Berlanjut ke 2018, Barcelona sempat langsungkan megatransfer Neymar ke PSG hingga meraih laba bersih 209 juta pounds (Rp3,7 triliun). Anehnya mereka malah hamburkan uang ini untuk membeli Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele yang pada akhirnya jadi pesakitan.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, mereka juga melakukan strategi yang sama yakni membeli lebih banyak pemain mahal tanpa pedulikan keuntungan penjualan pemainnya. Ada 14 pemain yang sudah mereka datangkan dan sebagian besar dari mereka malah dijual lagi sebut saja Malcolm yang kini gabung Zenit.
Akibat kesalahan pembelian pemain hingga Rp1,7 triliun ini Barcelona seolah mendapat ganjaran berupa defisit dalam hal keuangan. Terlihat kala LaLiga Spanyol dan kompetisi ditangguhkan akibat pandemi Corona, mereka sampai alami krisis hingga harus memangkas gaji seluruh jajaran.
Demi bisa menyiasati kekurangan uang mereka, El Barca bahkan melakukan aksi mengumpulkan dana usaha dari penjualan masker dan menyewakan nama stadion. Jika lubang hitam pemborosan Barcelona masih berlanjut, bukan hal mustahil klub LaLiga Spanyol ini akan alami kebangkrutan.