INDOSPORT.COM - Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia selalu menghadirkan cerita menarik setiap musimnya. Sejak penggabungan Galatama dan Perserikatan menjadi Liga Indonesia di musim 1994–1995, silih berganti klub jadi raja.
Lika-liku tentu saja dijalani sebelum akhirnya mengunci gelar juara di akhir musim. Proses panjang, komposisi pemain, kecerdasan pelatih, keseriusan manajemen, hingga dukungan berbagai pihak termasuk suporter menjadi kunci keberhasilan.
INDOSPORT mencoba membedah kisah juara dua tim Persija Jakarta musim 2018 dan Sriwijaya FC 2011-2012. Bermodal kematangan versus kedalaman skuat, keduanya mampu menasbihkan diri jadi yang terbaik di akhir musim.
"Persija konsisten hingga akhir. Semua pemain dan ofisial pun sangat kompak," ungkap Teco usai memastikan gelar juara Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, 9 Desember 2018 silam.
Namun, pria asal Brasil itu jatuh bangun guna mengembalikan kejayaan tim Macan Kemayoran. Bahkan di awal musim 2017, dia sudah mendapat teriakan dari suporter untuk mundur, hingga spanduk 'Teco out' karena performa buruk Persija
Keputusan tepat dilakukan manajemen Persija dengan terus mempertahankan Teco perlahan membuahkan hasil. Hingga akhirnya eks pelatih fisik Persebaya Surabaya mengantarkan Persija finish posisi keempat, sekaligus wakil Indonesia yang tampil di Piala AFC.
Pencapaian itu membuat Teco dipertahankan manajemen di Liga 1 2018 dengan target mutlak, wajib juara. Berbekal kematangan dan pemahaman skuat yang dibangunnya, membuat Teco percaya diri.
Dari komposisi pemain lokal, nyaris tak banyak perubahan dari Liga 1 2017 dan 2018. Mulai Andritany Ardhiyasa, Ismed Sofyan, Maman Abdurrahman, Rezaldi Hehanusa, Sandi Sute, Novri Setiawan, hingga Ramdani Lestaluhu.
Selain itu, kehadiran para pemain anyar seperti Marco Simic, Jaimerson Xavier, plus Renan Silva (masuk putaran kedua) semakin menambah kekuatan tim ibu Kota. Persija langsung tancap gas bahkan sejak pra-musim.
Dimulai juara turnamen internasional Boost Sports Super Fix 2018 di Malaysia serta Piala Presiden. Terakhir, trofi Liga 1 2018 mengakhiri penantian setelah 17 tahun, sejak terakhir kali menjuarai Liga Indonesia 2001.
"Perjalanan yang tidak mudah. Namun berkat kerjasama seluruh pemain, tim kepelatihan dan manjemen serta dukungan Jakmania kita akhirnya bisa menjuara Liga ini," ujar Teco.