INDOSPORT.COM - Mengenal Portsmouth, mantan jawara Liga Inggris sekaligus rival klub milik orang Indonesia, Oxford United, dalam perebutam tiket promosi musim depan.
Oxford United sendiri merupakan klub peserta League One atau kasta ketiga Liga Inggris yang dimiliki oleh dua pengusaha Indonesia yakni Erick Thohir dan juga Anindya Bakrie.
Keduanya melakukan kongsi saham bersama pengusaha asal Thailand, Sumrit Thanakarnjanasuth pada 2019 lalu. Sejauh ini, Oxford United tampil impresif bahkan lolos ke babak play off promosi ke Divisi Championship.
Dalam 35 pertandingan musim ini, Oxford United berhasil mencatatkan 17 kemenangan, 9 hasil imbang dan sembilan kekalahan yang membuat mereka bertengger di peringkat keempat.
Hasil tersebut membuat Oxford United berhak tampil di babak play off untuk meraih tiket promosi musim depan, dan akan menghadapi Portsmouth dalam dua leg pertemuan.
Pada leg pertama yang berlangsung Jumat (03/07/20) lalu, tim Oxford United yang bertindak sebagai tamu berhasil menahan imbang Portsmouth dengan skor 1-1.
Portsmouth unggul lebih dulu pada menit ke-32’ lewat gol yang dibuat oleh Ronan Curtis. Sebelum Marcus Browne mampu menyamakan lewat gol di menit ke-43'.
Berkat hasil imbang tersebut, peluang Oxford United lolos ke final dan memperbesar peluang meraih tiket promosi akan semakin besar.
Sebab selain bakal bertanding di markas sendiri di leg kedua, keunggulan gol tandang tampaknya bisa menjadi keuntungan buat skuat arahan Karl Robinson ini.
Meski begitu, Oxford United tetap tidak boleh menganggap remeh Portsmouth. Apalagi sang rival punya catatan serta sejarah mentereng di ajang Liga Inggris.
Demi menambah panas persaingan kontra Portsmouth di leg kedua nanti, berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulas profil singkat klub berjuluk The Pompey tersebut.
Sejarah Klub
Jika melihat dari tanggal lahirnya, Portsmouth bisa dibilang sebagai salah satu klub tertua di Inggris. Terbentuk pada tanggal 5 April 1898 silam, maka tim yang bermarkas di Fratton Park ini diperkirakan telah berdiri selama 122 tahun.
Durasi yang cukup lama untuk sebuah kesebelasan. Selama itu pula Portsmouth kerap kali menghadirkan kejutan serta catatan manis di kompetisi Negeri Ratu Elizabeth.
Performa klub sempat menjanjikan saat menjadi juara di ajang Piala FA tahun 2008 silam. Namun sayang, buruknya manajemen dan sistem membuat klub berjuluk Pompey ini dilaporkan bangkrut dan berhutang sebanyak 137 juta euro, atau hampir sekitar 2 triliun rupiah.
Puncaknya pada tahun 2012, Portsmouth dilaporkan tak mampu membayar pajak hingga 1,6 juta pounds dan mendapat sanksi pengurangan 10 poin.
Di tahun yang sama, mereka juga mengalami nasib sial dengan terdegradasi ke League One. Bahkan di April 2013, Portsmouth kembali degradasi dan harus bermain di kasta keempat Inggris atau League Two.