INDOSPORT.COM – Klub Liga Inggris, Arsenal, menjadikan Thomas Partey gelandang Atletico Madrid sebagai incaran utama mereka. Berikut ini 5 fakta tak terduga tentang Partey.
Performa Arsenal di Liga Inggris musim ini memang mengecewakan. Tim asuhan Mikel Arteta itu terancam gagal lolos ke kompetisi antarklub Eropa karena tertahan di peringkat 7 klasemen dengan 49 poin. Mereka tertinggal 6 poin dari Manchester United yang ada di peringkat 5 alias zona Liga Europa.
Salah satu sektor yang kerap disorot adalah lini tengah. Arsenal dinilai tidak punya sosok petarung yang mampu membawa mereka mengungguli lawan di pusat permainan. Akibatnya, manajemen klub pun mengincar sejumlah nama dengan gelandang Atletico Madrid, Thomas Partey, menjadi prioritas utama.
Demi memboyong gelandang 27 tahun itu, Arsenal siap menggolontorkan dana 45 juta euro (Rp810 miliar) untuk menebus klausa pelepasannya. Tidak tanggung-tanggung, klub asal London tersebut pun siap menjual Matteo Guendouzi atau Lucas Torreira untuk mengumpulkan dana.
Berikut ini 5 fakta tak terduga tentang Thomas Partey:
1. Dijuluki Senegal Meski Berasal dari Ghana
Thomas Partey memang berasal dari Ghana, tetapi julukannya semasa kanak-kanak justru persis seperti negara lain di Afrika, yakni Senegal.
Saat bermain bagi tim ayahnya di Odumase Krobo (di timur Ghana), ia diberi panggilan tersebut karena gaya bermainnya mengingatkan sang ayah pada temannya yang bernama Senegal.
2. Tinggalkan Ghana Tanpa Diketahui Keluarga
Partey meninggalkan Ghana untuk pindah ke Spanyol secara tiba-tiba, tanpa sepengetahuan anggota keluarganya, kecuali ayahnya yang merupakan seorang pelatih sepak bola, yang memang sudah merencanakan kepindahannya dari tim divisi dua Ghana, Tema Youth.
Suatu hari, ia dibawa ke ibukota Ghana, Accra, kemudian diberi paspor dan diberitahu bahwa ia harus pergi saat itu juga. Anggota keluarga lainnya baru menyadari Partey sudah di Spanyol saat dia dikontrak oleh Atletico Madrid.
3. Pemain Paling Serba Bisa di Eropa
Thomas Partey merupakan salah satu pemain paling serba bisa di sepak bola Eropa. Meski diketahui berposisi asli gelandang bertahan, ia juga pernah ditempatkan sebagai gelandang serang, sayap, bek tengah, full back, bahkan penyerang.
Saat membela Ghana, ia cenderung mengambil peran penyerang dan bahkan mencetak tiga gol bagi negaranya pada kualifikasi Piala Dunia melawan Kongo.