Mengulang Dosa Lama, Sebab Musabab Kejatuhan Inter Milan

Masalah kedodoran di pengujung musim ternyata bukanlah hal baru bagi Inter. Bahkan, ini menjadi semacam dosa klasik Inter Milan di Serie A, terutama semenjak kembalinya Juventus, Napoli, dan AC Milan ke papan atas.
Situasi ini pernah dirasakan Inter Milan pada musim 2015-2016 silam ketika masih dibesut Roberto Mancini. Saat itu Inter langsung menginjak pedal gas dalam-dalam dengan menyapu bersih lima kemenangan beruntun termasuk laga derby.
Meski begitu, Mancini merasa timnya cukup ringkih karena cuma bisa menang dengan skor tipis. Selepas pekan ke-5, mereka menelan satu kekalahan dan tiga hasil imbang secara beruntun.

Inter sempat bangkit pada pekan ke-10 hingga akhirnya kembali merebut posisi puncak pada pekan ke-18 alias juara paruh musim. Namun apa daya, satu per satu pemain Inter Milan tampil melempem, termasuk sang kapten Mauro Icardi.
Setelah paruh pertama, Inter Milan hanya sanggup meriah 3 kemenangan, 3 imbang, dan 4 kekalahan dari 10 laga. I Nerazzurri akhirnya harus puas mengakhiri musim 2015-2016 di posisi 4 klasemen.
Persoalan konsistensi memang menjadi permasalahan klasik Inter Milan dalam satu dekade terakhir. Mereka sering memulai musim Serie A Italia dengan meyakinkan untuk akhirnya terpuruk di akhir musim.