Sampai Ada Penusuk dari Belakang, Mengapa Manchester City Dibenci?
2. Penimbunan banyak pemain hebat
Masih sama seperti poin pertama, berkat tingginya angka finansial klub, Manchester City sangat gemar lakukan belanja pemain dengan nominal fantastis. Dibandingkan percaya akan jebolan akademinya, mereka lebih memilih pemain yang sudah jadi.
Sebagai contoh ada Jadon Sancho selaku jebolan akademi muda mereka yang justru gagal masuk skuat utama. Benar saja, ketika wonderkid asal Inggris itu pindah ke Borussia Dortmund 2017 lalu, ia malah bisa tampil gemilang dan kini punya harga sangat mahal.
Beberapa pemain yang dibelinya bahkan sebagian besar hanya menjadi cadangan saja karena tak mampu bersaing dengan pemain utama lain. Salah satu contoh ialah Aymeric Laporte dibeli dengan harga 60 juta euro (Rp1 triliun) dari Athletic Bilbao 2018 lalu, ia hanya tampil 15 kali musim ini.
Lebih banyak habiskan di bangku cadangan, Laporte sejatinya pernah jadi incaran tim rival Manchester City seperti Manchester United dan bahkan Chelsea 2015 lalu. Tapi setelah dibeli ia malah kalah saing dengan bintang veteran seperti Nicolas Otamendi atau John Stones di posisi bek tengah.
Inilah menjadi alasan mengapa Liverpool dan Manchester City sampai berlomba-lomba pecahkan rekor transfer untuk bintang berposisi bek. Alasannya hanya agar Virgil van Dijk (Liverpool) atau Harry Maguire (Manchester United) tak keduluan diambil alih oleh Manchester City.
3. Manchester City terlalu istimewa
Melansir laman berita Be Soccer terkait artikel berjudul 12 alasan mengapa Manchester City dibenci ada beberapa poin yang nampak membuat klub asal Manchester ini istimewa.
Sebut saja kehadiran Pep Guardiola yang menjadi juru latihnya, punya rekam jejak bagus dalam berbagai gelar bergengsi kala menukangi Bayern Munchen atau Barcelona. Saat berada di Manchester City pun ia bisa persembahkan gelar domestik berturut-turut.
Kehadiran Guardiola didukung oleh pemain yang membuat Manchester City sangat sulit ditaklukan. Sebut saja kehadiran Kevin De Bruyne, Raheem Sterling, Sergio Aguero, Riyad Mahrez, Ilkay Gundogan, dan David Silva.
Sepak terjang mereka sangat membuat frustasi sebut saja kala jadi penghadang Liverpool juara seantero Inggris musim lalu dan lampaui rekor 100 poin saat rebut tempat juara Liga Inggris 2017-2018.
Tak ayal karena berbagai hal yang membuat mereka nampak tangguh tak tertandingi ini buat beberapa klub menghalalkan segala macam cara. Salah satunya seperti saat ancaman hukuman yang menyertai klub asuhan Guardiola saat melanggar FFP.
Bukannya prihatin, delapan klub Liga Inggris memaksa agar The Citizens segera ditindak tegas. Beberapa dari mereka punya alasan sendiri. Liverpool yang tak mau ada saingan berat di Liga Champions, dan Manchester United yang hanya mementingkan tiket berlaga di kompetisi Benua Biru.
Akan tetapi pada akhirnya hukuman yang menerpa mereka tak jadi terlaksana setelah Manchester City lewat jalur arbitrasi. Puas akan tindakan sia-sia musuh di Liga Inggris, Guardiola pun meminta itikad baik pelatih lawan mainnya seperti Jurgen Klopp dan Jose Mourinho.
"Mereka boleh mengemukakan pendapatnya sendiri, Jose dan Jurgen, tapi saya katakan pada mereka ini merupakan hari yang indah bagi sepak bola, sangat indah malahan. Jose dan pelatih lain wajib tahu kami terluka dan harusnya minta maaf," ucap Guardiola dilansir Mirror.
"Sudah saya katakan berulang-ulang, jika kami lakukan hal yang salah maka kami bakal menerima keputusan dari EUFA dan CAS. Kami tak butuh bantuan dari klub lain, tapi kami punya hak untuk melawan. Buktinya bisa dilihat, kami tidak bersalah," tambahnya lagi.