INDOSPORT.COM – Kabar mengejutkan datang setelah klub kasta ketiga Italia, Como, yang dimiliki oleh orang Indonesia, disebut berencana mendatangkan penyerang Mario Balotelli.
Nama Mario Balotelli memang identik dengan aksi kontroversial. Terbaru, penyerang Italia keturunan Ghana ini terlibat perselisihan dengan manajemen klub Serie A Italia yang tengah dibelanya saat ini, yakni Brescia.
Akibatnya, penyerang berusia 29 tahun ini diasingkan dan sama sekali tidak dilibatkan dalam pertandingan Brescia sejak kompetisi Serie A Italia dimulai kembali. Balotelli pun santer disebut akan meninggalkan klub tersebut akhir musim ini.
Apalagi, Brescia sendiri diprediksi akan terdegradasi ke Serie B karena saat ini berada di peringkat ke-19, berjarak 9 poin dari zona aman dengan 5 laga tersisa. Manajemen klub berniat mendepak sang penyerang demi mengurangi beban gaji yang besar.
Setelah sempat disebut diminati klub Brasil, Vasco da Gama dan raksasa Turki, Galatasaray, kini muncul peminat baru untuk Balotelli. Uniknya, klub tersebut berbau Indonesia, meski masih berbasis di Italia.
Peminat baru Mario Balotelli tersebut adalah klub Serie C, Como, yang kini dimiliki oleh salah satu orang terkaya Indonesia. Tahun lalu, Como dibeli oleh Grup Djarum melalui SENT Entertainment.
Seperti diketahui, Grup Djarum sendiri adalah kelompok usaha yang dimiliki oleh dua bersaudara terkaya di Indonesia, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.
Menariknya, Grup Djarum rupanya tidak perlu merogoh kocek cukup dalam untuk membeli Como. Kondisi keuangan yang buruk dari klub itu membuat Hartono bersaudara mengeluarkan tidak sampai Rp5 miliar.
Como sendiri diketahui baru saja finis di peringkat 13 Serie C Grup A. Namun, ambisi besar sang pemilik baru dari Indonesia membuat mereka tidak keberatan mendatangkan pemain besar dalam diri Mario Balotelli.
Mario Balotelli sendiri musim ini tampil 19 kali bersama Brescia, namun hanya mampu menyumbangkan 5 gol. Ia kini diasingkan oleh manajemen klub dan tidak tampil sejak kompetisi dimulai kembali.
Pekan lalu, manajemen Brescia mengklaim hal itu dilakukan karena sang penyerang kelebihan berat badan hingga 8 kilogram usai periode lockdown.