INDOSPORT.COM - Protokol kesehatan ketat bakal dijalankan pada lanjutan Liga 1 mulai 1 Oktober mendatang. Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, sebelumnya menegaskan jika pihak yang terlibat dalam pertandingan harus menjalani karantina setelah menjalani swab test dan hasilnya negatif.
Hanya saja, kabar berembus PSSI hanya menanggung biaya untuk rapid test. Sementara karantina dan PCR test atau swab dibebankan kepada klub.
Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada, Hempri Suyatna belum mengetahui pasti berkait prosedur penerapan test kesehatan. Hanya saja, jika PCR test dibebankan kepada setiap klub akan memberatkan.
"Kalau tes PCR dibebankan kepadaklub semua memang agak berat. Apalagi kompetisi juga tanpa penonton sehingga otomatis pemasukan klub berkurang," kata Hempri kepada INDOSPORT, Sabtu (18/07/20).
Dirata-rata, biaya sekali tes PCR per orang mencapai Rp2 juta. Sementara itu, total ada sekitar 30 orang dari pemain, pelatih, hingga ofisial tim yang harus menjalani tes PCR per klub.
Jika dikalkulasi, setiap klub harus menanggung biaya Rp60 juta sekali tes jika beban itu ditanggung masing-masing klub. Tentu saja, angka tersebut cukup berat ditambah klub kehilangan pendapatan dari tiket karena liga direncanakan tanpa penonton.
Hempri mengakui pihaknya dan PSS Sleman belum bisa berkomentar banyak berkaitan dengan prosedur protokol kesehatan. Termasuk berbagai hal apa yang akan ditanggung federasi.
"Kami masih menunggu arahan resmi dari PSSI. Nantinya seperti aps kami belum bisa berbicara banyak," tegasnya.