INDOSPORT.COM - Liverpool patut berbangga karena miliki Virgil van Dijk, pemain bertahan terbaik. Namun bagaimana jadinya jika sang bintang justru akan pindah ke rival Liga Inggris, Manchester United karena krisis bek disana?
Bicara soal krisis lini belakang, Setan Merah tak bisa menyembunyikan keadaan jika mereka memang punya sederet pemain belakang yang buruk. Bagaimana tidak? Bek sekelas Harry Maguire yang dibeli dengan harga 80 juta poundsterling (Rp1,4 triliun) dari Leicester City cenderung gagal penuhi ekspektasi.
Sejak awal didatangkan dan jadi kapten lapangan, Maguire mungkin bisa tunjukkan kapasitas mumpuni bermain sebagai bek berkualitas. Akan tetapi setelah penangguhan Liga Inggris dicabut, bek berusia 27 tahun ini tak luput dari beragam kesalahan yang membuat banyak kalangan was-was.
Salah satu contoh nyata bisa dilihat kala ia jadi penyebab tersingkirnya The Red Devils dalam perebutan Piala FA. Melawan Chelsea di semifinal, rekor tak terkalahkan Manchester United terhenti kala Maguire melakukan gol bunuh diri sehingga kedudukan berakhir 1-3.
Jauh sebelum mendaratkan sosok Maguire demi menambal kekurangan para pemain bertahannya, Manchester United berpotensi lebih dulu mendapatkan jasa van Dijk kala masih di Southampton. Sayang, upaya mereka disebutkan oleh mantan pelatih tim cadangan MU, Rene Meulensteen.
"Jujur saja, ada suatu waktu kabar burung yang beredar jika Manchester United sedang berusaha untuk dapatkan jasa van Dijk kala masih di Southampton. Tapi saya mereka tak mau bertaruh dengan nasib, sehingga keduluan oleh Liverpool," ucap Rene dilansir Sport Bible.
"Nyatanya penyesalan datang belakangan, Liverpool kini memiliki kecepatan seorang van Dijk, kekuatan, dan segalanya yang sangat berguna di lapangan. Segala aspek itu menjadi suatu hal yang sangat dicari untuk sekaliber bek," imbuhnya.
Jika saja saat itu Manchester United mengambil resiko, ada kemungkina mereka bakal memiliki potensi lebih tinggi mendominasi jalannya Liga Inggris kalahkan Liverpool. Apalagi sedang terjadi transisi taji skuat Ole Gunnar Solskjaer yang mulai bangkit dengan komposisi pas pemain di lini tengah dan depan.