INDOSPORT.COM - Pemain Liverpool, Sadio Mane, ternyata nekat kabur dari rumahnya saat di Senegal, demi mengejar cita-citanya sebagai pemain sepak bola.
Seperti anak muda penggila sepak bola pada umumnya, Mane yang saat itu masih duduk di bangku sekolah, dengan jiwanya yang menggebu-gebu, seolah tak mampu menahan hasrat untuk mengejar mimpinya.
Semuanya bermula ketika salah seorang teman menawarinya bermain untuk sebuah tim di ibu kota Senegal, Dakar. Padahal pada waktu itu, Mane sadar betul keluarganya pasti akan menentang keinginannya.
Ia pun berusaha memutar otak, bagaimana pun ia harus pergi, meski artinya ia harus sedikit ‘membangkang’ dan kabur dari rumah. Mungkin ada keragu-raguan dalam benaknya, namun godaan untuk bermain sepak bola jauh lebih besar dari itu.
“Tak mungkin keluarga saya akan membiarkan saya pergi, hingga suatu hari saya berbicara dengan seorang rekan dari kampung saya. Temannya punya tim di Dakar,” ujar Sadio Mane dalam serial Made in Senegal, seperti diwartakan laman Liverpool Echo.
Mendengar kesempatan langka dan mungkin tak akan datang lagi tersebut, Mane pun langsung mengiyakan, namun prahara besar telah menanti di hadapannya, yakni keluarga. Diam-diam, ia merencanakan kabur dan hanya memberitahu sahabatnya, Luc Djiboune.
Akhirnya, pada suatu pagi Sadio Mane pun mengeksekusi rencananya tersebut. Ia pergi dari rumah sekitar pukul enam pagi dan menaiki bus menuju Dakar yang lokasinya cukup jauh dari tempat ia tinggal.
Ia menghabiskan kurang lebih dua pekan bersama tim rekomendasi kawannya itu hingga akhirnya pulang ke rumah. Saat itulah ia menyampaikan keinginannya kepada keluarga untuk menjadi seorang pemain sepak bola.
“Saya hanya tinggal sekolah satu tahun lagi dan mereka pun menghormati keputusan saya. Setelah lulus, mereka lalu mencarikan tempat tinggal untuk saya,” kenang pemain yang diboyong Liverpool dari klub Liga Inggris, Southampton, tersebut.
Perjalanan Sadio Mane menjadi seorang pesepak bola jelas begitu panjang dan berliku. Namun jika melihat pencapaiannya saat ini, pengorbanan yang ia lakukan bahkan sampai harus minggat dari rumah pun terasa begitu berarti.